Begitulah kehidupan, menyenangkan bila tidak banyak pikiran
Tak apa, semoga lelahmu sesuai harapan pasti, berbahagialahÂ
***
Puisi ini menggambarkan seseorang yang nyaman menjadi diri sendiri ketika di tempat ramai, ketika tidak satu pun orang yang mengenal siapa dirinya. Seperti seorang ekstrovert ulung, padahal sebenarnya introvert penuh ketakutan, minim bicara.
Namun, tatkala perjalanan pulang ia seketika dimantra, menjadi sosok yang lihai sekali berdongeng. Kendaraan andalannya pulang dari rantauan adalah kapal, karena hanya ini yang menyenangkan. Menemukan orang-orang yang juga tidak sungkan bercerita kepadanya saat di kapal, membuat ia juga lebih effort mengeluarkan suara, seru dan menyenangkan.
Penuh gelak tawa ketika menemukan sesama spesies aneh di kapal. Padahal, setelah ini adalah perpisahan. Ia pulang ke rumahnya dan mereka pulang ke rumahnya. Seakan-akan tidak ada hari esok, mereka habiskan cerita penuh hari ini, saling mengisi kekosongan.
Semoga puisi ini mewakili teman-teman semua. Tatkala perpisahan tiba, jangan lupakan kenangannya. Ingat, bahwa kita pernah saling mengisi sampai pada akhirnya memilih pulang ke tujuan masing-masing.