Mohon tunggu...
PuspitaA
PuspitaA Mohon Tunggu... Wiraswasta

Seseorang yang ingin menunjukan rasa lewat kata

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kamu yang Baru #1

11 Februari 2025   01:51 Diperbarui: 11 Februari 2025   04:52 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata siapa umur hanyalah angka, nyatanya yang saya rasa makin banyak angka makin jadi beban dipikiran saya. Misal, umur segini udah tua amat yak..., umur segini udah ngapain aja ?, umur segini udah punya apa aja ? Dan banyak lainnya yang melintas dipikiran. Biasanya kalau sudah begitu, buntutnya adalah overthinking , kemudian membandingkan dengan kehidupan orang lain, dan akhirnya jadi emosi sendiri. So, apa rasa itu salah ? Apakah hal itu wajar ?

Penerimaan Diri

Yap, ini yang pertama kali saya lakukan, menerima segala hal yang ada pada saya. Tubuh yang diberikan Tuhan, apa yang sudah saya miliki, kehidupan yang sudah saya lalui, capaian yang telah saya lakukan, takdir yang telah digariskan, dan lainnya. Saya terima dari hal paling sempurna hingga yang menurut saya paling apa adanya. Saya terima juga segala hal yang terlintas dipikiran dan menjadi beban pikiran, biarkan itu ada entah itu rasa khawatir, curiga, iri, terima rasa itu.  Yup, saya merasakan itu semua, kamu juga, dan orang lain juga. Menurut saya dengan kita menerima, maka hal itu membuat diri ini menjadi netral dan bersiap untuk merasakan sensasi baru untuk menanggalkan hal hal yang menjadi beban pikiran pada diri ini.

Apresiasi Diri

Hey... Kamu adalah manusia hebat yang telah melalui banyak hal. Kamu kuat dan mampu bertahan hingga dititik ini. Hingga sekarang kita bisa bertemu pada kalimat ini, yakini dalam hati bahwa dibalik kejadian yang membuat rasa sedih dan bahagia pasti ada tujuan baik yang Tuhan rancangkan untuk kamu. 

Relaksasi

Fiuhhh, coba kita relaks sebentar yok. Posisikan tubuh sesantai mungkin, bisa duduk dibangku atau bersila dilantai. Pejamkan mata dan tahan nafas 7 hitungan dan hembuskan nafas dalam 7 hitungan. Rasakan tiap udara yang masuk dan keluar dengan pelan dan tenang. Ulangi hingga beberapa kali. Yang saya rasakan biasanya  pikiran dan sesak didalam dada akan terasa lebih ringan, lebih tenang. 

Itulah step yang akan saya rutinkan pada saat saya overthinking, membandingkan dengan hidup orang lain atau saat emosi (saya sih lebih suka menyebut mereka sebagai kabut-kabut pikiran). Dan kalau menurut saya, semua rasa yang timbul baik itu rasa sakit, menyesakan, bahagia, menyenangkan adalah reaksi diri kita terhadap lingkungan sekitar kita dan itu dirasakan juga oleh semua orang, normal dan wajar. Hanya saja kita perlu mengontrol agar reaksi itu sesuai dengan tempatnya. Next kita bahas lagi yaa tentang respon diri terhadap kabut pikiran ini dan juga cara supaya kita bisa mengarahkannya pada hal hal yang positif, sehingga kamu bisa menjadi "Kamu yang Baru".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun