Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Perjalanan Dr. Jarl ke Tibet: Persimpangan antara Misteri, Sains dan Legenda

20 September 2025   07:00 Diperbarui: 20 September 2025   04:24 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika berbicara tentang sejarah pengetahuan manusia, kita sering membayangkan perkembangan teknologi modern sebagai sesuatu yang benar-benar baru. Namun, ada banyak kisah yang menyingkap kemungkinan bahwa peradaban kuno sudah memiliki pemahaman mendalam tentang alam, bahkan melebihi capaian kita hari ini. 

Salah satu kisah paling menarik adalah perjalanan seorang dokter Swedia bernama Dr. Jarl ke Tibet pada tahun 1939. Apa yang ia saksikan di sebuah biara terpencil tidak hanya meninggalkan tanda tanya besar, tetapi juga memicu perdebatan panjang di kalangan ilmuwan, peneliti, hingga pecinta misteri.

Menurut kesaksian yang kemudian dicatat oleh insinyur Henry Kjellson, Dr. Jarl menyaksikan batu besar dilayangkan ke udara hanya dengan bantuan suara. Biksu-biksu Tibet menggunakan drum raksasa, terompet panjang, dan nyanyian ritmis untuk mengangkat batu tersebut ke atas tebing yang tinggi. 

Bagi ilmu pengetahuan modern, fenomena ini terdengar mustahil. Tetapi jika benar terjadi, maka kisah ini bisa menjadi bukti bahwa suara dan getaran memiliki kekuatan luar biasa yang belum sepenuhnya kita pahami.

Siapa Dr. Jarl dan Apa yang Terjadi di Tibet?

Dr. Jarl bukanlah tokoh fiksi. Ia adalah seorang dokter asal Swedia yang dikirim oleh lembaga ilmiah Inggris untuk merawat seorang lama senior di Tibet. Perjalanan panjang yang ia tempuh melalui Mesir dan Asia Tengah akhirnya membawanya ke sebuah biara terpencil di dataran tinggi Tibet.

Di biara itulah ia disuguhi demonstrasi unik. Para biksu menempatkan sebuah batu besar di lapangan terbuka, lalu mengatur formasi instrumen musik ritual, terdiri dari drum besar dan terompet panjang yang diarahkan langsung ke batu. Setelah beberapa menit memainkan pola ritme tertentu, batu tersebut perlahan-lahan terangkat dan mendarat di atas platform tinggi di tebing.

Menurut cerita, Dr. Jarl bahkan sempat merekam kejadian ini dengan kamera film. Namun, semua rekaman itu disita oleh pihak Inggris dan tidak pernah dipublikasikan ke publik. Dari sini, kisahnya bergeser dari pengalaman ilmiah menjadi legenda kontroversial yang hingga kini masih diperdebatkan.

Fenomena Akustik: Sains di Balik Suara yang Mengangkat

Dalam dunia modern, fenomena ini dikenal dengan istilah levitasi akustik. Teknologi ini sudah terbukti mampu mengangkat partikel kecil, tetesan cairan, hingga benda ringan tanpa kontak fisik. 

Prinsipnya sederhana: gelombang suara membawa energi dan momentum. Jika dipantulkan atau difokuskan pada titik tertentu, gelombang tersebut dapat menghasilkan gaya radiasi akustik yang mampu menahan objek di udara.

Saat ini, levitasi akustik sudah digunakan dalam beberapa bidang:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun