Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Berguru pada Batu

26 Maret 2021   10:05 Diperbarui: 3 April 2023   20:42 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku kaji batu yang ada dalam tubuhku yang kau sebut membatu, 

yah pernah sesekali terasa atau bahkan setiap kau memanggilku batu. 

Entah pada bagian mana lagi ia tetap membatu, 

padahal stalaktik dan stalakmit tak lagi tumbuh pada tubuhku yang sudah rapuh.

Batu adalah tanah dan air yang membatu, mengukir purba mencipta telaga disebut sejarah
 di taman di bukit-bukit yang kau sebut batu bersejarah telah tumbuh 4000 tahun lalu hidup rukun hingga hari ini. 

hanya kau saja yang tak rela memeluknya dengan erat.

kau hanya senang melihat orang senang hingga sebagian tak lagi jadi batu. 

berkotak kotak, berkeping-keping lalu jadi kepingan yang elok.bahkan sebagian lagi jadi abu, 

di sini jadi berdebu di penghujan atau kemarau

padahal batu-batu dari tanah, air dan kasih maka jadilah batu, 

ia memeluk hujan, dingin, panas, debu debu kota

Batu kepadanya aku berguru 

tentang rasa malu, kejujuran, keteguhan menafsir petir kemarau, 

menyimpan jejak zaman.

di sini bersama cucu-cucumu kelak,

 kupu-kupumu, bunga- bungamu, 

gua-gua beserta balcon dan telapak, 

air terjun yang elok hanya mampu menyimpan kisah 

agar kau tetap menyejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun