Keluarga bahagia. Apakah mata kita yang selalu melihat, mengintip mereka. Atau apakah perasaan kita yang senang, dengan bahagia seperti di foto
Kita tidak pernah melihat diri kita bahagiaSaat bercermin pun, ia berkata jujur apa adanya
Semuanya adalah bunga Dari puncak gunung hingga Jalanan, berjejer bunga-bunga
April adalah ujung senja yang ingin berpisah dari sisa hujan desember kemarin hingga melewati beberapa jalan lain seperti januari dan lainnya.
Rerintik terus mengusik di ujung sempadan jalan yang setiap hari kita lalui
Jalan yang kita lewati adalah jalan-jalan sunyi, tak hanya jalan-jalan sunyi,dari awal hingga menuju adalah perjalanan yang sunyi, tahun-tahun adalah…
Cuaca tidak begitu buruk untuk sebuah shubuh, hanya saja Sulit membedakan antara cuaca buruk dan shubuh yang hampir saja pagi
Saat bulan merayu, aku mencoba membaringkan tubuh, tak berharap terlelap, jua tak berharap akan lelah.
Saat Senja berlalu di beranda mengantarkan pertemun rerintik di awal malam
Saat rembulan nampak kemerahan di atas sana, terdengar tangismu, kali ini berbeda dengan malam sebelumnya
Di sore hari yang cerah berawan bersama kawan menyusuri kota di tengah perjalanan, kami di penghujung sore di sebuah sudut kota yang ramai
saat kubuka pintu pagi, angin yang menepi. menelisik kesetiap ruang, mungkin saja ingin merasuki jiwa yang kosong.
Pada akhirnya jiwa-jiwa ini akan tunduk, tanpa pura-pura.
Sebelum pagi esok, embun sudah tiba, bersama pucuk pucuk mimpi semalam yang terwujud.
Adakah yang lebih tajam dari ingatan, selain tentang rindu yang selalu ingin bertemu dengan kekasih lalu memeluk, mencumbu mesra
Semilir angin di bawah pohon beringin Di sini aku memeluk dingin
Puisi yang mengungkapkan tentang perasaan asing kepada makanan.
Harusnya kita bahagia saja! hari ini hari kasih sayang bukan? atau, setiap hari adalah hari kasih sayang?
Puisi tentang cinta yang menyapa kepada siapa pun yang merasa.
Kotaku penuh genangan Aku tiba-tiba Rindu dengan Keluarga, wajah perempuan Tua muda terbayangkan