Hatta, saya ada didepan laut, yang birunya perna kau pakai untuk menyihir BelandaDan sebab merah dan putih, tiada yang lebih kejam dari sekadar penjaj
Seperti ingatan,angin musim hujan ditetapkan sebagai pengembali kenangan.Sedangkan aku,adalah foniks bersyap luka.Aku mampu saja meninggalkan, danmele
Ia berhasil menyakinkan orang, mulut yang pandai melingkar lidah, membuat kepala tak mau henti bergoyang. Semua jurus dikeluarkan lagaknya orang terku
Hujan, darinya kita belajar tentang kenangan, masa kecil di sawah kenangan, masa bergembala di sungai berenang dengan sapi dan kerbau
Rumah yang berdiri dalam dirimu sebagian tercipta dari masa depan
Awan mulai menghitam burung-burung beterbangan ....
Bunga-bunga bermekaran di taman saat penghujan
Life is Giving Ucap Sore Kepada MalamSebuah penghujung sore tadi, bertemu kawan dari pulau nun jauh
Kisah Sore yang Tak Usai - taman perlahan sepi .. kecuali huruf yang dalam buku itu
Aku melihat bulan itu muncul dari ufuk tenggara, tak lama setelah pelangi di senja bersama bidadari berkemas
Aku, seorang penyair yang tak mampu menuangkannya dalam kata-kata, terdiam dalam bisu yang menyiksaku, terperangkap dalam kegelapan
Sajakku memang bawel Kawan! Bagai buluh perindu mengusik kalbu
Jalanan sudah mulai ramai, dipadati mesin-mesin, sirine ambulans lalu lalang dari segala arah.
hari ini penulis buku itu melambai pada lembar terakhir namanya menyeringai
enulis Sebuah sudut perpustakaan ada sebuah taman buatan, bunganya disiram tiap hari
Aku mencarinya kemana-mana tidak ketemu, entah di tangan mana gerangan buku tua itu,
Kita tak pernah tahu apa yang telah terjadi atas diri kita di masa lalu, atau apa yang akan ada di masa depan.
mengalir mengikis, pada sungai yang dipertemukan akar-akar dengan batu cadas.
Andai kau Juli, aku ingin jadi hari-hari yang setiap saat bisa kita hitung bersama perkara-perkara waktu.
Melihat matahari itu tenggelam, mataku terpejam, seakan ditelan lautan yang luas, aku menahan nafas beberapa saat merasakan