Mohon tunggu...
Tulis Ansa
Tulis Ansa Mohon Tunggu... Administrasi - Setiap kesulitan pasti ada kemudahan

Siapapun yang ingin menjadi teman saya dengan cara follow akun ini dengan senang akan saya follow balik 😊 kita sama-sama belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: "Gelang Hantu Bule" (Horor komedi) Part 1 dan 2

25 September 2020   14:13 Diperbarui: 26 September 2020   19:26 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Part 1 : gelang antik

"Ayo, diharapkan semuanya berbaris, sebentar lagi bus kita akan datang, seluruh peserta wajib untuk mengecek barang pribadi dan kelompoknya masing-masing. jangan sampai ada yang ketinggalan." terdengar suara panitia menggunakan pengeras suara yang dipegangnya dengan keringat yang bercucuran ditengah lapangan yang luas dibawah sinar matahari langsung yang menyengat, Kebetulan cuaca hari ini sangat panas.

"Eh beras kita didalam kotak ini kok tidak ada ya." ujar Juki dengan muka cemasnya sambil memeriksa kotak dan kantong yang lain.

"Masak sih, bukannya semua barang tadi udah dimasukkan kekotak semua ya." ucapku.

"Berasnya benar-benar tidak ada. Don, bukannya tadi kamu yang memegang kantong beras kita." Tanya Juki kepada Doni.

Terlihat Doni berpikir seperti mengingat sesuatu. "Astaga, Berasnya ketinggalan ditoilet dekat Ruang Laboratorium, aku akan mengambilnya." Terlihat doni langsung ijin ke panitia dan berlari seperti kucing mengejar tikus. Ia memang sangat pelupa jika kita tidak mengingatkannya.

Hari ini adalah hari dimana kami akan mengikuti kegiatan ukm yang bersifat kerohanian menjelang liburan setelah ujian akhir semester. Kegiatan ini diadakan setiap tahun yang diikuti oleh peserta khusus mahasiswa baru semester satu dipegang oleh kepengurusan kakak senior kami, tahun ini akan diadakan di sebuah kampong yang berada dibawah bukit Sarang Burung di kota Singkawang. sebenarnya saya tidak ingin mengikuti kegiatan ini karena ingin pulang kampung saja, namun teman-temanku si Juki dan lainnya memaksaku untuk ikut.

Mereka adalah temanku saat disana, orang yang pertama kali menyapaku saat aku tidak mengenal siapapun ketika pertama kali memasuki kelas baru, mahasiswa baru semester satu ialah Proses dimana seseorang yang beralih dari sifat remaja menuju dewasa. Kebetulan Doni adalah satu daerah denganku, ia orangnya sangat pelupa dan sedikit lembut seperti wanita namun tegas melebihi seorang pria jika sedang serius, ditambah gaya bicaranya yang ceplas-ceplos serta sangat suka bercerita hal-hal yang berbau mistis padahal dia sendiri orangnya sangat penakut.

sedangkan Juki dan Heri adalah orang jawa, mereka punya sifat yang sangat berbeda, Juki yang lebih banyak bicara,punya tipikal orang yang ingin selalu benar dengan kumis tebalnya dan punya jiwa pemimpin yang bagus namun terkadang hilang sat bertengkar dengan Doni serta hobinya yang suka memasak dan suka makan pentol ,, sedangkan Heri orang jawa sunda berkacamata yang sifatnya sangat lembut dan bicaranya yang paling sopan seperti orang ceramah atau memberikan tausiah tak heran kami memberinya gelaran pak ustadznya kami.

Satu lagi anggota kelompok kami si Yudi berasal dari kabupaten yang berbeda dari kami ia tipikal orang yang jarang berbicara kecuali ketika meminjam uang, eh bercanda hehe, maksud saya ketika saat yang penting saja, kuakui sulit menebak sifatnya yudi yang penuh misterius dan sedikit bodoh. Sedangkan aku? Nama ku Yasa, Yasa Barista.suka dengan photografi, buat puisi dan aku yang biasa menjadi penegah diantara mereka ketika bertengkar. Ah nanti kalian akan tahu sendiri ketika membaca cerita ini. itulah anggota kelompok kami, kami hanya berlima mewakili kelas kami khusus ikhwan. aku sangat beruntung punya teman-teman aneh seperti mereka, kelompok yang tidak pernah diam. Kami kuliah disalah satu Universitas di Kalimantan Barat.

"Teeeeeeeet," 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun