Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Mengenal Cagar Budaya di Tanjung Priok

Diperbarui: 10 Oktober 2025   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stasiun Tanjung Priok (dokpri)

 
Bila kita melewati kawasan Tanjung Priok, pandangan kita tak akan lepas dari tumpukan peti kemas atau container. Baik yang telah diperiksa maupun baru tiba dari luar negeri atau luar pulau melalui pengiriman melalui jalur laut.

Mengapa kawasan di bagian Utara kota Jakarta ini disebut Tanjung Priok?

Konon kabarnya dulu banyak ditemukan periuk, dan karena letaknya secara geografis berupa tanjung, maka kemudian dikenal dengan nama Tanjung Priok.

Selain didominasi oleh kantor-kantor yang terkait dengan pelayaran, di Tanjung Priok terdapat sebuah bangunan cagar budaya, yakni stasiun Tanjung Priok.

Cagar budaya (dokpri)


Ada dua masa pembangunan stasiun Tanjung Priok. Yang pertama pada tahun 1885 yang berfungsi untuk mendukung distribusi barang komoditas dari dan ke pelabuhan.

Atap stasiun (dokpri)


Namun karena adanya perluasan pelabuhan, stasiun ini digusur, dan baru dibangun lagi pada masa ke dua yaitu tahun 1925 dengan desain arsitektur art deco yang indah, menjiplak dari arsitektur stasiun di Amsterdam, Belanda. Selain berfungsi untuk distribusi barang, stasiun Tanjung Priok yang semula hanya memiliki dua jalur, dikembangkan untuk transportasi kereta api komuter atau kereta api listrik dengan trayek Tanjung Priok - Jakarta Kota. Dulu pernah terdapat trayek hingga ke Mester Cornelis, atau Jatinegara, sekarang.

Stasiun Tanjung Priok ini masih berfungsi hingga sekarang. Melayani distribusi barang dan komuter Tanjung Priok - Ancol - Kampung Bandan - Jakarta Kota.

Karena jumlah penumpang tidak terlalu padat, maka trayek Tanjung Priok - Jakarta memiliki jadwal tiap 30 menit.

Selain untuk perkereta apian, stasiun ini juga memiliki area parkir, mushola, toilet, ruang laktasi.kantor, dan area komersil.

Ex hotel (dokpri)


Ada bagian dari stasiun yang pernah difungsikan sebagai hotel, namun kini hanya difungsikan untuk tempat istirahat masinis.

Pada sebelah kanan dan kiri stasiun terdapat sebuah bangunan hall yang cukup luas. Semula untuk tempat tunggu bagi orang Eropa dan bangsawan / ningrat, sedangkan bagian satunya lagi untuk calon penumpang umum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline