Klaten - Pelaksanaan On-the-Job Training (OJT) 1 merupakan fase krusial dalam Pelatihan Pendalaman Pembelajaran Mendalam (Deep Learning). Tahap ini berfungsi sebagai jembatan antara teori yang didapatkan di kelas (In-Service Training/IN) dengan implementasi nyata di satuan pendidikan. Khususnya bagi guru-guru Kelas 5E Korwil Bayat yang melaksanakan OJT 1 di SMPN 1 Cawas, proses pendampingan difokuskan untuk memastikan transfer pengetahuan ke dalam praktik mengajar sehari-hari.
Memahami Esensi OJT 1 dalam Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi abad ke-21 siswa. OJT 1 adalah momen bagi para guru untuk:
- Mengidentifikasi Tantangan Nyata: Melakukan pengamatan dan refleksi terhadap kondisi pembelajaran di sekolah tempat tugas (atau sekolah tempat OJT) untuk mengidentifikasi masalah yang relevan dengan penerapan 6C.
- Merancang Solusi Kontekstual: Menyusun rencana tindakan atau desain pembelajaran (seperti Modul Ajar atau RPP) yang secara eksplisit mengintegrasikan elemen Pembelajaran Mendalam.
- Memperkuat Kapasitas Kepemimpinan Pembelajaran: Bagi peserta (jika termasuk calon kepala sekolah/pengawas atau guru inti), OJT 1 juga mengasah kemampuan manajerial dan kepemimpinan dalam menggerakkan rekan sejawat menuju praktik yang lebih mendalam.
Strategi Pendampingan Efektif di SMPN 1 Cawas
Pendampingan OJT 1 dirancang sebagai proses kolaboratif, reflektif, dan memberdayakan, alih-alih sekadar pengawasan atau penilaian. Di SMPN 1 Cawas, fokus pendampingan ditekankan pada beberapa aspek kunci:
1. Coaching Berbasis Masalah Otentik
Pendamping (Fasilitator/Pengajar Diklat) tidak memberikan jawaban siap pakai, melainkan memfasilitasi guru untuk menemukan solusi atas tantangan yang mereka temukan di kelas.
Pemaparan Modul Ajar Salah Satu Peserta Terpilih OJT 1 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
- Fokus: Setelah guru mengidentifikasi masalah seperti "rendahnya keterampilan kolaborasi siswa", pendamping akan mengajukan pertanyaan reflektif: "Jenis aktivitas apa yang benar-benar membutuhkan kolaborasi yang intens, bukan sekadar membagi tugas?"
- Tujuannya: Mendorong guru merancang skenario pembelajaran yang menuntut siswa menggunakan keterampilan 6C secara otentik (bermakna) dan mendalam (tidak hanya permukaan).
2. Refleksi Berbasis Bukti (Lesson Study)
Pendampingan melibatkan pengamatan kelas (Peer-Teaching atau Open Class) di mana peserta OJT mempraktikkan desain pembelajaran mendalam mereka.
- Siklus: Rencana/rightarrow Aksi /rightarrow Refleksi. Setelah sesi praktik, semua peserta dan pendamping duduk bersama untuk melakukan refleksi.
- Pendekatan: Umpan balik berfokus pada dampak pembelajaran terhadap siswa. Contohnya, alih-alih berkata, "Metode mengajarmu kurang bervariasi," pendamping akan bertanya, "Bagaimana respons siswa terhadap tugas tersebut? Apakah tugas itu berhasil membuat mereka berpikir kritis dan mengambil peran aktif (Citizenship)?"