Lihat ke Halaman Asli

Budi Wahyono

Budi Wahyono

Menguatkan Praktik: Pendampingan OJT 1 Pelatihan Pembelajaran Mendalam Kelas 5E Korwil Bayat di SMPN 1 Cawas

Diperbarui: 7 Oktober 2025   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OJT 1 Pelatihan Pembelajaran Mendalam Kelas 5E Korwil Bayat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Klaten - Pelaksanaan On-the-Job Training (OJT) 1 merupakan fase krusial dalam Pelatihan Pendalaman Pembelajaran Mendalam (Deep Learning). Tahap ini berfungsi sebagai jembatan antara teori yang didapatkan di kelas (In-Service Training/IN) dengan implementasi nyata di satuan pendidikan. Khususnya bagi guru-guru Kelas 5E Korwil Bayat yang melaksanakan OJT 1 di SMPN 1 Cawas, proses pendampingan difokuskan untuk memastikan transfer pengetahuan ke dalam praktik mengajar sehari-hari.

Memahami Esensi OJT 1 dalam Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran Mendalam adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi abad ke-21 siswa. OJT 1 adalah momen bagi para guru untuk:

  • Mengidentifikasi Tantangan Nyata: Melakukan pengamatan dan refleksi terhadap kondisi pembelajaran di sekolah tempat tugas (atau sekolah tempat OJT) untuk mengidentifikasi masalah yang relevan dengan penerapan 6C.
  • Merancang Solusi Kontekstual: Menyusun rencana tindakan atau desain pembelajaran (seperti Modul Ajar atau RPP) yang secara eksplisit mengintegrasikan elemen Pembelajaran Mendalam.
  • Memperkuat Kapasitas Kepemimpinan Pembelajaran: Bagi peserta (jika termasuk calon kepala sekolah/pengawas atau guru inti), OJT 1 juga mengasah kemampuan manajerial dan kepemimpinan dalam menggerakkan rekan sejawat menuju praktik yang lebih mendalam.

Strategi Pendampingan Efektif di SMPN 1 Cawas

Pendampingan OJT 1 dirancang sebagai proses kolaboratif, reflektif, dan memberdayakan, alih-alih sekadar pengawasan atau penilaian. Di SMPN 1 Cawas, fokus pendampingan ditekankan pada beberapa aspek kunci:

1. Coaching Berbasis Masalah Otentik

Pendamping (Fasilitator/Pengajar Diklat) tidak memberikan jawaban siap pakai, melainkan memfasilitasi guru untuk menemukan solusi atas tantangan yang mereka temukan di kelas.

Pemaparan Modul Ajar Salah Satu Peserta Terpilih OJT 1 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

  • Fokus: Setelah guru mengidentifikasi masalah seperti "rendahnya keterampilan kolaborasi siswa", pendamping akan mengajukan pertanyaan reflektif: "Jenis aktivitas apa yang benar-benar membutuhkan kolaborasi yang intens, bukan sekadar membagi tugas?"
  • Tujuannya: Mendorong guru merancang skenario pembelajaran yang menuntut siswa menggunakan keterampilan 6C secara otentik (bermakna) dan mendalam (tidak hanya permukaan).

2. Refleksi Berbasis Bukti (Lesson Study)

Pendampingan melibatkan pengamatan kelas (Peer-Teaching atau Open Class) di mana peserta OJT mempraktikkan desain pembelajaran mendalam mereka.

  • Siklus: Rencana/rightarrow Aksi /rightarrow Refleksi. Setelah sesi praktik, semua peserta dan pendamping duduk bersama untuk melakukan refleksi.
  • Pendekatan: Umpan balik berfokus pada dampak pembelajaran terhadap siswa. Contohnya, alih-alih berkata, "Metode mengajarmu kurang bervariasi," pendamping akan bertanya, "Bagaimana respons siswa terhadap tugas tersebut? Apakah tugas itu berhasil membuat mereka berpikir kritis dan mengambil peran aktif (Citizenship)?"
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline