Etos Hijrah: Semangat Transformasi Diri dan Sosial
Oleh: Ali Akbar Harahap, S.Kom., M.Sos.
Pendahuluan
Hijrah bukan sekadar berpindah tempat atau mengganti lingkungan. Dalam makna terdalamnya, hijrah adalah perjalanan spiritual dan moral menuju kehidupan yang lebih baik. Ia mengandung etos - semangat dasar - yang menuntun manusia untuk terus berubah dari gelap menuju terang, dari pasif menjadi produktif, dari terbelenggu menuju merdeka secara batin dan sosial.
Etos hijrah menuntut setiap insan untuk tidak statis dalam keimanan dan akhlak, melainkan senantiasa memperbarui diri dan memperbaiki lingkungan. Inilah inti dari semangat transformasi Islam.
1. Makna Hakiki Hijrah
Secara historis, hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah merupakan tonggak besar dalam sejarah Islam. Namun, peristiwa tersebut bukan sekadar perpindahan geografis. Ia adalah gerak perubahan nilai, dari tekanan menuju kebebasan, dari keterpurukan menuju kebangkitan sosial dan spiritual.
Dari perspektif sosial-politik, hijrah adalah tindakan revolusioner: menciptakan tatanan masyarakat yang berkeadilan, berilmu, dan beradab. Maka, setiap muslim sejatinya dipanggil untuk melakukan hijrahÂ
nilai  -mengubah sistem dalam diri dan masyarakat menuju kebaikan.
2. Etos Hijrah dalam Diri
Hijrah sejati dimulai dari dalam diri. Rasulullah bersabda: