Banda-Neira...
Sebuah tempat yang ingin aku kunjungi sejak lama. Telah kubaca beberapa buku baik fiksi ataupun non-fiksi yang bercerita tentang keistimewaan pulau itu. Sejarah rempah yang agung, namun tak luput dari tragedi genosida yang dilakukan VOC kepada penduduk asli Banda. Pala adalah rempah yang sangat masyhur dan nilainya melebihi emas saat itu.Â
Kualitas pala di Banda tak diragukan lagi. Para pedagang dari beberapa penjuru dunia berbondong mencari pala yang semua bagiannya mempunyai nilai guna. Lalu, aku juga membaca kalau dulu, sebuah pulau yang bernama Rhun karena kekayaan rempahnya bahkan ditukar dengan Manhattan.
Akhirnya kesempatan itu datang. Aku harus menempuh perjalanan darat, laut, dan udara, untuk bisa mencapai Banda-Neira yang masuk wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Tiket pesawat dari Jakarta ke Ambon sudah dipesan. Setelah sampai Ambon untuk menuju Banda ada beberapa alternatif transportasi.Â
Pertama ialah menggunakan pesawat perintis yang terbang dari Ambon ke Banda setiap hari Senin (1 kali seminggu) dan dari Banda ke Ambon setiap hari Selasa. Kedua, yaitu bisa menggunakan kapal cepat dari pelabuhan Tulehu yang berangkat ke Banda setiap hari Kamis (1 kali seminggu) dan balik ke Ambon setiap hari Minggu. Ketiga ialah menggunakan kapal pelni dari Pelabuhan Ambon. Namun, untuk kapal pelni aku tak begitu tahu jadwalnya.
Oh, ya, untuk waktu tempuh ke Banda dengan menggunakan pesawat kurang lebih setengah jam-an. Lalu, dengan kapal cepat sekitar 5-6 jam, dan untuk kapal pelni ke Banda ada yang 8 jam dan 16 jam. Konon, jika gelombang tinggi, kapal cepat tak akan beroperasi, sehingga hanya ada kapal pelni sebagai transportasi ke Banda.Â
Menurut warga lokal, waktu yang tepat untuk berkunjung ke Banda ialah bulan September hingga awal bulan Desember. Mereka bilang cuaca dan gelombang lebih bersahabat di bulan tersebut. Yah, meskipun cuaca di Banda sulit ditebak juga. Jika datang di bulan November akan berkesempatan melihat festival budaya tahunan.
Kala itu, aku memilih untuk naik kapal cepat dari Tulehu atas informasi dari teman. Sebab ketika kutanya kepada agen tiket pesawat, ternyata sudah full sampai beberapa minggu kemudian. Kapal cepatnya lumayan bersih, dan ada 3 kelas yang bisa dipilih, yaitu eksekutif, VIP, dan premium. Eksekutif adalah istilah untuk tiket kelas ekonomi yaaa. Tiketnya bisa dipesan online melalui website atau agen kapal atau bisa juga minta tolong trip guide.
Sebab aku datang seorang diri, akhirnya aku memutuskan untuk ikut open trip. Aku mencari beberapa alternatif open trip. Akhirnya, aku gabung bersama open trip bernama #Nejtrip#.
Open trip dengan jadwal 4 hari 3 malam lengkap dengan penginapan dan makan 3 kali sehari selama tour. Destinasinya antara lain city tour untuk mengunjungi beberapa tempat bersejarah seperti istana mini, rumah pengasingan Hatta, rumah Sjahrir, rumah budaya, benteng Belgica, serta beberapa tempat yang bisa dijangkau dengan jalan kaki karena lokasinya tak terlalu jauh satu sama lain.Â