Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Menikmati Sarapan dengan Sensasi Gurih Ketupat Kandangan

Diperbarui: 11 Agustus 2021   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketupat Kandangan (sumber gambar: https://www.pegipegi.com)

"Yah, sarapan soto yuk! Bunda pengen maem yang berkuah segar." Demikian saya mengajak suami keluar rumah untuk sarapan berdua, sembari sekalian ke pasar, berbelanja bahan masakan hari ini.

Suami setuju. Kami pun bersiap meluncur ke warung soto langganan. Namun, tiba-tiba suami berubah pikiran saat asyik berkendara. "Kita makan ketupat kandangan aja, ya Bun. Sudah lama juga gak maem disana. Toh berkuah juga."

Saya pun mengiyakan saja, mumpung selera makan pagi beliau mau menyesuaikan menu favorit saya yang suka makanan berkuah. Biasanya beliau lebih suka yang 'garing' seperti pecel, nasi uduk, nasi campur atau gado-gado.

Spanduk Ketupat Kandangan (Dok.Pri. Siska Artati)

Dengan menempuh perjalanan sekitar empat kilometer saja dari rumah dengan bersepeda motor, mata saya berbinar melihat spanduk dari jauh, yang terpasang di tepi jalan depan warung acil penjual Ketupat Kandangan. 

Begitu parkir motor, langsung kami berdua segera memesan dua porsi makanan beserta dua gelas teh hangat.

***

Seporsi ketupat kandangan (Dok.Pri.Siska Artati)

Ketupat Kandangan (Bahasa Banjar: Katupat Kandangan) merupakan kuliner khas yang berasal dari daerah Kandangan, Kalimantan Selatan. Seperti ketupat pada umumnya, bahan untuk membuat ketupat berasal dari beras. 

Perbedaan ketupat Kandangan dengan jenis ketupat lainnya adalah penggunaan ikan gabus (haruan) sebagai menu pelengkap. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline