Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rumpun Bambu Legok - Kabupaten Tangerang, Pilar Kesejukan Alam dan Potensi Ekonomi Lokal di tengah Beton yang Menjulang

5 Oktober 2025   18:18 Diperbarui: 5 Oktober 2025   19:04 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumpun Bambu di Desa Legok Pilar Kesejukan Alam sekaligus Potensi Ekonomi Lokal Masyarakat Tradisional (dok.Pri)

Sinar matahari di ufuk barat terasa menyengat saat sore menjelang di kawasan Kabupaten Tangerang. Sepanjang perjalanan, pemandangan superblok tersaji di kanan dan kiri. Bangunan bernuansa arsitektur modern, aspal hot mix hingga penataan yang sedemikian mencerminkan kota mandiri menjadi ciri tersendiri. Kota "seribu industri" mengalami  betonisasi di sana sini. Terkesan kokoh meski pada sebagian lapis sosial masyarakatnya masih bertahan dengan entitas budaya tradisional. Sebut saja Legok, salah satu nama kecamatan sekaligus desa dimana rumpun bambu masih bisa kita jumpai sebagai penyeimbang laju modernisasi.

Bak melakukan perjalanan  peralihan dua musim, suasana kontras seketika akan kita dapati manakala memasuki jalan yang membelah perkampungan warga Desa Legok. Jika sebelumnya terik menyengat ditambah pantulan kaca dari bangunan beton yang menjulang tinggi, berbeda halnya dengan  jalan yang menyempit lagi berkelok di Desa Legok. Justru memperlihatkan kesan sejuk dan asri. Inikah gambaran nyata perubahan iklim dalam lingkup yang paling sederhana?. Hanya dalam radius 10 - 12 km perbedaan suhu udara sangat terasa. Antara kawasan yang dipenuhi beton   dengan lingkungan pemukiman warga yang masih terdapat rumpun bambu.

Sejatinya Bambu adalah jenis rumput.  Meski Indonesia bukanlah negara penghasil bambu terbesar di dunia, tapi sebanyak 172 jenis dari 88 jenis endemik bambu tersebar di beberapa wilayah  antara lain Jawa tengah, Jawa Timur , Jawa barat dan Banten, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat. Potensi indusri agroforesty bambu bagi Indonesia sangat dinanti oleh dunia. Peluang bagi bertumbuhnya ekonomi hijau.

Bambu tak sekedar menjadi tanaman yang penuh legenda dan mitos angker, namun pula menjadi media konservasi lingkungan yang memiliki fungsi dan dampak ekologis nyata.  Fakta tentang kelebihan bambu tersebut  antara lain :  memiliki kapasitas penyerapan Karbon (CO2) yang sangat tinggi, yaitu lebih dari 40 ton karbon dioksida per hektar setiap tahun; batang bambu tumbuh lebih  cepat dibanding kayu 3-5 tahun dewasa,  dipanen dalam 4-7 tahun, tumbuh sampai 1 m/hari; Budidaya bambu terbukti meningkatkan kandungan karbon organik dan status nutrisi tanah yang tersedia (Nitrogen, Fosfor, Kalium), menjadikannya ideal untuk restorasi tanah dan daur ulang nutrisi di lokasi.    (sumber: Chong Li, 2021; Chunyu Pan, 2023; Ming Chen,2022; Aniket S Gaikwad,2022; Michael Awotwe-Mensah, 2023 dalam paparan materi DITJEN INDUSTRI AGRO  KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN yang disampaikan dalam Forum Bumi 18 September 2025)

Keberadaan rumpun   bambu Legok dalam menjaga pilar kesejukan alam terekam jelas melalui  kesahajaan masyarakatnya. Terlihat bangunan rumah yang memanfaatkan bambu sebagai bahan yang mudah didapat, hemat serta kuat  di tengah rumpun bambu yang menjulang. Dibaliuk kesan "angker", justru masyarakat asli Legok telah bermukim sekian lama dalam geliat ekonomi lokal mencipta aneka produk anyaman bambu yang multi guna dan bernilai ekonomi meski harganya belumlah  tinggi. Inovasi kerajinan berbahan dasar bambu pun harus terus ditingkatkan khusunya dikalangan generasi muda sebagai langkah mencetak para pegiat eco bamboo-preuner.

 

Batang bambu yang sudah ditebang menjadi bahan baku anyaman di depan rumah rumah perajin bakul di Legok. (dok.pri)
Batang bambu yang sudah ditebang menjadi bahan baku anyaman di depan rumah rumah perajin bakul di Legok. (dok.pri)

Bambu di kawasan Legok secara spesies dan jumlah belum tersentuh kebijakan secara holistik. Hal tersebut terlihat dari data yang disajikan dalam Kecamatan Legok Dalam Angka 2024. Laporan tahunan tersbut tidak menyebut secara spesifik quantitas kebun bambu, justru disebut beberap ajenis hasil pertanian dan perkebunan buah.Pengelolaan lahan bambu menjadi hak keluarga dan individu yang memang memiliki kemampuan menganyam sebagai kreatifitas usaha rumahan. Sebut saja misalnya keluarga perempuan pembuat anyaman yang saya sebut sebagai Mak Ambu.  Perempuan yang berusia senja terssebut masih menekuni anyaman berupa tampah. Namun saat ditanya apakah ada anyaman yang bisa dibeli secara langsung, dengan bahasa Sunda-Banten yang kental, Mak Ambu menerangkan bahwa harus pesan terlebih dulu. 

Tidak setiap perajin setiap hari akan memproduksi anyaman, kecuali ada pesanan dalam jumlah banyak. Biasanya bakul atau tampah dibeli oleh pengepul di pojok desa.Harga jual  dari setiap hasil anyaman bambu baik berupa tampah, bakul , kipas cukup bervariatif. Tergantung juga pada ukuran. Rata--rata harga jual untuk aneka wadah anyaman bambu berukuran kecil dijual dengan harga Rp 15.000,  ukuran sedang Rp. 30.000 sementara untuk ukuran besar Rp.50.000.  Untuk menyelesaikan 1 wadah anyaman bambu diperlukan waktu 2 hingga 3 hari tergantung ketersediaan bilah bambu.  Bagi masyarakat tradisional Legok, Bambu belumlah mampu menjadi mutiara hijau yang memberi peningkatan kesejahteraan.  Bambu masih sebatas pilar kesejukan alam dan potensi ekonomi lokal yang membumi.

hasil anyaman bambu sederhana berupa tambah dan bakul yang dijual ke pengepul (dok.Pri)
hasil anyaman bambu sederhana berupa tambah dan bakul yang dijual ke pengepul (dok.Pri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun