Ramadan, Antara Berkah dan Sampah
"Sahur sepiring, sampah sekantung. Buka semeja, sisanya di tong sampah. Ramadan seharusnya bukan bulan boros! Sudah saatnya diet! --- Eits,, bukan diet karbo ya, tapi diet sampah!"
Setiap tahun, Ramadan datang membawa keberkahan. Namun, di balik kehangatan sahur dan buka puasa, ada realitas yang kurang menyenangkan: lonjakan konsumsi dan sampah.
Takjil yang berlimpah, belanja yang impulsif, serta sisa makanan yang terbuang menjadi tantangan serius bagi dompet dan lingkungan.
Allah telah mengingatkan dalam Al-Qur'an:
"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf: 31)
Jika Ramadan adalah bulan pengendalian diri, mengapa kita masih membiarkan pemborosan terjadi? Sudah saatnya kita menjalani diet sampah Ramadan, selain ibadah, lebih hemat untuk dompet dan lebih ramah untuk bumi!
Fakta Mengejutkan, Ramadan = Sampah Bertambah!
- Sampah makanan meningkat hingga 40% selama Ramadan.
- Limbah plastik dari takjil melonjak 2x lipat.
- Uang belanja naik drastis, tapi banyak makanan berakhir di tempat sampah.
"Jangan sampai rezeki yang seharusnya membawa berkah malah jadi limbah!"
Bukan hanya boros uang, tetapi juga merusak lingkungan. Sisa makanan yang membusuk di tempat pembuangan menghasilkan gas metana, yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Plastik yang menumpuk dari belanja dan takjil menambah masalah polusi.