Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berkah Diet Sampah Ramadan untuk Dompet dan Bumi

14 Maret 2025   10:00 Diperbarui: 14 Maret 2025   10:18 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan, Antara Berkah dan Sampah

"Sahur sepiring, sampah sekantung. Buka semeja, sisanya di tong sampah. Ramadan seharusnya bukan bulan boros! Sudah saatnya diet! --- Eits,, bukan diet karbo ya, tapi diet sampah!"

Setiap tahun, Ramadan datang membawa keberkahan. Namun, di balik kehangatan sahur dan buka puasa, ada realitas yang kurang menyenangkan: lonjakan konsumsi dan sampah. 

Takjil yang berlimpah, belanja yang impulsif, serta sisa makanan yang terbuang menjadi tantangan serius bagi dompet dan lingkungan.

Allah telah mengingatkan dalam Al-Qur'an:
"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf: 31)

Jika Ramadan adalah bulan pengendalian diri, mengapa kita masih membiarkan pemborosan terjadi? Sudah saatnya kita menjalani diet sampah Ramadan, selain ibadah, lebih hemat untuk dompet dan lebih ramah untuk bumi!

Fakta Mengejutkan, Ramadan = Sampah Bertambah!

- Sampah makanan meningkat hingga 40% selama Ramadan.
- Limbah plastik dari takjil melonjak 2x lipat.
- Uang belanja naik drastis, tapi banyak makanan berakhir di tempat sampah.

"Jangan sampai rezeki yang seharusnya membawa berkah malah jadi limbah!"

Bukan hanya boros uang, tetapi juga merusak lingkungan. Sisa makanan yang membusuk di tempat pembuangan menghasilkan gas metana, yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Plastik yang menumpuk dari belanja dan takjil menambah masalah polusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun