Lihat ke Halaman Asli

Nie Sihombing

Rohani Sihombing

Memutus Mata Rantai Anak Pinggiran Sungai Barito Putus Sekolah

Diperbarui: 11 September 2019   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Feri Irawan (28 tahun), tidak kenal lelah mengajar anak- anak di lingkungan rumahnya untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Setiap harinya Feri mengajar anak-anak yang berada di pinggiran Sungai Kahayan sekitar 40 -- 50 orang dengan jenjang usia yang berbeda -- beda.

Rumah ransel buku ini tepat berada dipinggir Sungai Kahayan, dibangun persis di sebelah rumah Fery tinggali dan orangtuanya dengan bentuk rumah panggung.

Ketika ditemui Jurnalis Kominfo Palangka Raya di Rumah Baca & Belajar "Ransel Buku" di Kelurahan Petuk Katimpun, Palangka Raya, Fery bercerita banyak tentang Ransel Buku yang dia dirikan besama dengan temannya Abdul Aini sejak tahun 2012.

Sebenarnya sejak mulai tahun 2009 saya dan teman saya Abdul Aini sudah keliling pinggiran Sungai Kahayan, kampung saya membawa buku bacaan menggunakan ransel, setiap ada anak-anak yang sedang kumpul kita datangai dan membagi-bagi buku untuk dibaca, dari situlah awal mula kita menamai rumah baca dan belajar ini Ransel Buku, kata Feri.

Ketika ditanya  apa motivasinya mendirikan ransel buku, Feri menjelaskan anak-anak ini jangan bernasib sama dengan orangtuanya

"Orang tua anak yang saya ajari ini adalah teman saya sepermainan dulu, mereka menikah dibawah umur dan hanya sekolah sampai tingkat SD sampai SMP dan untuk mengihupi kebutuhan keluarga hanya dengan dengan menangkap ikan di sungai. Saya tidak ingin anak -- anak ini sama seperti orang tuanya dan saya ingin membantu mereka mencapai cita-cita mereka. Hanya dengan ilmu pengetahuanlah mereka bisa bersaing sesuai dengan tuntutan jaman. Saya ingin memutus mata rantai itu", jelas Fery

Pria lulusan Universitas Palangka Raya jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) menghabiskan waktunya mengajar anak-anak di Ransel Buku dan dan tidak dipungut biaya.

"Saya yakin dengan ransel buku ini pengetahuan anak-anak di kampung saya semakin luas ditambah lagi dengan Pendidikan formal di sekolah sehingga mata rantai tidak sekolah dan pernikahan usia dini bisa terputus hanya di orang tuanya saja" tutup Fery.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline