Jelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Timnas Indonesia merilis nama-nama pemain yang dipanggil. Ada sedikit rasa optimis di sini, karena Maarten Paes dan Ole Romeny yang sebelumnya cedera sudah kembali bergabung.
Hanya saja, ada sedikit kejutan dari tim pelatih di sini, karena nama Marselino Ferdinan tak masuk daftar. Untuk pertama kalinya, seorang pemain yang biasa dilihat bak seorang "starboy" di tim nasional, setidaknya dalam dua tahun terakhir, berani ditepikan.
Memang, ada pro-kontra di sini, karena Marselino punya talenta dan atribut istimewa, setidaknya untuk ukuran Indonesia. Sepasang gol ke gawang Arab Saudi, dalam kemenangan 2-0 di Jakarta, juga sudah menjadi bukti valid.
Tapi, kalau melihat situasi terkini dan kebutuhan tim secara umum, keputusan Patrick Kluivert dan timnya sudah tepat. Meski punya rekam jejak cukup lumayan di tim nasional, kondisi aktual Lino tidak cukup ideal untuk laga penentuan di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Seperti diketahui, pemain kelahiran tahun 2004 itu masih terkendala urusan administrasi di klub AS Trencin. Situasi ini membuatnya tak mendapat program latihan ideal apalagi menit bermain.
Padahal, Oxford United, selaku klub induknya, meminjamkan sang pemain ke klub Liga Slovakia itu demi menambah menit bermain. Maka, tidak aneh kalau panggilan tim nasional tidak datang.
Di sini, tim pelatih jelas tak mau ambil risiko. Taruhannya tiket lolos ke Piala Dunia, besar sekali. Jadi, jelas tidak ada faktor suka-tidak suka. Bagaimanapun, Patrick Kluivert punya pengalaman bermain di Piala Dunia 1998 dan menjadi asisten pelatih Timnas Belanda di Piala Dunia 2014, dengan dua pengalaman ini sama-sama mencapai.
Keputusan ini juga tidak asal diambil begitu saja. Terbukti, Marselino masih diberi kesempatan bermain dalam laga ujicoba melawan Taiwan dan Lebanon, pada jeda internasional FIFA bulan September.
Dalam dua laga ini, Marceng hanya mendapat kesempatan bermain di setengah jam terakhir pertandingan. Performanya tidak maksimal, akibat kekurangan menit bermain di tim utama klub, dan kerap dikirim ke tim U-21.
Jika ini tim nasional kelompok umur, mungkin masih bisa diterima, tapi karena konteksnya tim nasional senior, dan levelnya Kualifikasi Piala Dunia, tidak ada celah.