Kebanyakan orang menganggap mantan sebagai musuh. Kalau bertemu di jalan pura-pura melihat ke arah lain. Kalau muncul di lingkaran pertemanan, rasanya ingin buru-buru pulang saja.
Apalagi jika kondisinya tak bisa dihindari, misal satu kampus, satu kantor, atau satu tongkrongan. Mau bagaimana pun, tetap akan ada momen pertemuan tak sengaja.
Daripada capek menjaga jarak, lebih baik kita berusaha untuk mempelajari seperti apa sikap yang tepat, agar kita tetap bisa menjalin hubungan baik dengan si mantan, tanpa harus ada rasa baper. Apa yang saya pelajari dan sudah saya praktikkan ini, lambat laun telah menyembuhkan saya dari rasa fobia kepada mantan.
Saya tahu, bahwa tidak semua orang sanggup berteman dengan masa lalunya, terlebih jika masa lalu dengan si mantan lebih banyak menyisakan sakit hati dan cerita yang buruk.
Namun, saya percaya bahwa perlahan waktu akan mengikis luka itu. Seiring berjalan waktu, sejalan dengan bertambahnya usia kita, maka sisi emosional dalam diri kita juga akan mengalami perubahan.
Dulu, saya pun tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa hubungan kami harus berakhir. Tak mudah bagi saya untuk sembuh dari rasa kecewa. Meski kami putus baik-baik, tetap saja rasa kecewa dan kesedihan tidak bisa dihindari.
Saya butuh waktu yang tidak sebentar untuk benar-benar menerima kenyataan. Terus belajar membiasakan diri menjalani hari tanpa mendengar kabarnya lagi, meski di antara kami tidak ada yang saling memblokir kontak.
Kami sama-sama belajar untuk terbiasa, sama-sama menahan diri untuk tidak berkomunikasi lagi. Sampai akhirnya setelah sekian lama, dia menanyakan kabar saya. Lantas, bagaimana perasaan saya waktu tiba-tiba dihubungi olehnya?
Tentu sangat senang, karena kami sudah lama sekali tidak bertemu dan saling bicara. Tapi di saat inilah, waktunya saya harus tahu diri dan tidak baper. Saya tidak perlu berharap dia menanyakan kabar saya karena rindu atau ingin mengajak balikan. Saya cukup menganggapnya wajar, sebagai teman lama yang ingin tahu kabar saya.
Lalu, bagaimana caranya supaya kita bisa menganggap mantan hanya sebagai teman, tanpa harus terseret kembali ke dalam pusaran perasaan lama? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti yang saya sebutkan berikut ini:
1. Menerima bahwa masa lalu sudah selesai