Bandung 2025, ketika perspektif banyak orang yang masih memandang industri otomotif terutama di industri truk sebagai dunia laki-laki, seorang mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) membuktikan sebaliknya. Ia mematahkan batas steroetip dan mengambil peran nyata di lingkungan kerja yang didominasi oleh kaum pria.
Tiana Nurhaliza, mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, Universitas Pendidikan Indonesia, yang menjalani praktik industri di perusahaan ternama, Mitsubishi Fuso Authorized Dealer (PT Suryaputra Sarana). Selama 40 hari terakhir, Tiana aktif menjalankan sebagai mekanik, service advaisor, dan admin sparepart, yang bekerja sama dengan pegawai disana. Tentu bukan hal yang mudah.Â
Sejak awal, Tiana menyadari bahwa dunia yang akan ia masuki bukanlah wilayah yang lumrah bagi kaum Perempuan. Namun, hal itulah yang menjadi tantangan dan motivasi bagi diri pribadinya. "Saya yakin bahwa Perempuan bisa berkencimpung di dunia otomotif, bahkan bisa terjun langsung menjadi mekanik truk"
Keberanian Tiana tidak hanya soal menguasai teori, tetapi juga soal bagaimana membangun mental kuat di lapangan, dari memegang air impact dan kunci torsi yang lebih besar dari tangannya. Berdiskusi teknis dengan rekan-rekan senior, semua dijalaninya dengan kesungguhan.
Kisah Tiana mendapatkan apresiasi dari dosen pembimbing lapangan, beliau menilai apa yang dilakukan Tiana adalah contoh nyata bahwa pendidikan teknik otomotif mampu menghasilkan SDM yang tangguh dan adaptif. "Kami selalu menekankan bahwa dunia teknik bukan hanya untuk laki-laki. Tiana berhasil menunjukkan bahwa mahasiswi juga dapat berkontribusi secara professional di industri otomotif," ujar Dosen pembimbing lapangan.
Hal senada juga diungkapkan oleh mentor dan mekanik di tempat Tiana menjalankan praktik Ibu Salba dan Bapak Suugianto. Menurut Ibu Salba selaku mentor, dedikasi, dan semangat belajar yang ditunjukan Tiana patut menjadi teladan."Awalnya kami ragu, karena jarang ada Perempuan yang langsung terjun dibidang otomotif hingga menjadi mekanik truk. Tapi Tiana membuktikan dirinya lebih cepat belajar, disiplin, dan tidak kalah dengan mekanik pria. Dia memberi warna baru di bengkel kami", ungkap Sugianto.
Kisah Tiana menjadi angin segar di tengah terbatasnya jumlah Perempuan yang terjun langsung di bidang otomotif. Ia menunjukkan bahwa kontribusi Perempuan tidak hanya bisa hadir dibidang manajemen atau administrasi saja, tetapi juga dapat langsung terjun dibidang mekanik. Apa yang dilakukan Tiana menjadi inspirasi bahwa kesempatan berkarir di dunia otomotif terbuka lebar tanpa memandang gender.
Perjalanan Tiana juga beriringan dengan visi, misi, startegi dan tujuan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif yang siap terjun ke dunia industri. Bagi Tiana, pengalaman ini bukan hanya sekedar praktik industri semata, melainkan bukti nyata bahwa "Perempuan juga bisa".Â