Lihat ke Halaman Asli

Mahar Prastowo

Ghostwriter | PR | Paralegal

Setan Air dan Tangis yang Bisu

Diperbarui: 4 Maret 2025   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi setan air

Setan Air dan Tangis yang Bisu

Dulu, di sudut gang dan jalan berlumpur,
Setan Air menari, berbisik gemuruh,
Banjir datang---mereka bersorak riang,
Mengais simpati, meraup cuan.

"Tolong! Tolong! Ini salah Anies!"
Mereka berteriak, seolah menangis,
Padahal air belum setinggi lutut,
Tapi jeritan bagai tsunami menggempur.

Namun kini Anies sudah berlalu,
Hujan turun, banjir menggenang,
Tapi Setan Air tak lagi teriak,
Mereka sibuk---menghitung lembaran.

Dulu teriak, kini terdiam,
Dulu menghujat, kini mengemis,
Bukan menolong sesama manusia,
Tapi memanfaatkan derita.

Hei, Setan Air! Dimana nyalimu?
Kenapa kini kau membisu?
Atau memang, sejak dulu,
Tangismu bukan untuk kemanusiaan,
Tapi hanya topeng kepentingan?

Ciliwung, 3 Maret 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline