Mohon tunggu...
Mahar Prastowo
Mahar Prastowo Mohon Tunggu... Ghostwriter | PR | Paralegal

Praktisi Media, PR, Ghotswriter, Paralegal. Pewarta di berbagai medan sejak junior sekira 31 tahun lalu. Terlatih menulis secepat orang bicara. Sekarang AI ambil alih. Tak apa, bukankah teknologi memang untuk mempermudah? Quotes: "Mengubah Problem Menjadi Profit" | https://muckrack.com/mahar-prastowo/articles

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setan Air dan Tangis yang Bisu

4 Maret 2025   07:12 Diperbarui: 4 Maret 2025   07:12 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi setan air

Setan Air dan Tangis yang Bisu

Dulu, di sudut gang dan jalan berlumpur,
Setan Air menari, berbisik gemuruh,
Banjir datang---mereka bersorak riang,
Mengais simpati, meraup cuan.

"Tolong! Tolong! Ini salah Anies!"
Mereka berteriak, seolah menangis,
Padahal air belum setinggi lutut,
Tapi jeritan bagai tsunami menggempur.

Namun kini Anies sudah berlalu,
Hujan turun, banjir menggenang,
Tapi Setan Air tak lagi teriak,
Mereka sibuk---menghitung lembaran.

Dulu teriak, kini terdiam,
Dulu menghujat, kini mengemis,
Bukan menolong sesama manusia,
Tapi memanfaatkan derita.

Hei, Setan Air! Dimana nyalimu?
Kenapa kini kau membisu?
Atau memang, sejak dulu,
Tangismu bukan untuk kemanusiaan,
Tapi hanya topeng kepentingan?

Ciliwung, 3 Maret 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun