Lihat ke Halaman Asli

Dandung Nurhono

Petani kopi dan literasi

Tabyit, Amalan Wajib Puasa Ramadan yang Sering Terlupakan

Diperbarui: 2 Maret 2025   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdo'a | sumber:almuhtada.org

Ada amalan yang jadi pembeda antara satu ibadah dengan ibadah yang lainnya, yaitu "niat". Menurut Imam Syafi'i yang dimaksud niat adalah menyengaja untuk melakukan sesuatu disertai dengan pelaksanaannya. Niat bukan hanya ucapan semata tanpa makna, tetapi harus diteguhkan dalam hati untuk melaksanakan suatu ibadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Oleh sebab itu, niat menjadi dasar sahnya satu ibadah.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dikatakan, Innamal a'malu binniyat yang artinya "sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya". Kalimat tersebut berpasangan dengan kalimat berikutnya, yaitu wa innama likullimri'in maa nawaa, yang artinya "dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya".

Dua kalimat dalam hadis tersebut mempertegas pentingnya niat dalam setiap perbuatan. Tanpa adanya niat, perbuatan sepenting apa pun menjadi tidak berarti apa-apa bahkan menjadi sia-sia.

Demikian juga dalam ibadah puasa, niat disebut dengan tabyit yaitu bertekad (azzam) dalam hati untuk melaksanakan puasa di esok hari. Namun cara mengamalkannya berbeda dengan niat untuk ibadah lainnya seperti misalnya shalat.

Pada pelaksanaan ibadah shalat niat dilakukan persis atau hampir bersamaan waktunya dengan ketika memulai shalat. Sedangkan untuk ibadah puasa, niat dilakukan pada malam hari sebelum puasa dilaksanakan pada hari esoknya.

Dalam hadis riwayat Ad-Daruqutni dikatakan, "Tidak sah puasa bagi siapa yang tidak meniatkan puasa (pada sebagian malam)". Juga dalam hadis riwayat An-Nasai, "Barangsiapa yang tidak 'tabyit' (menjatuhkan niat pada malam hari) sebelum fajar, maka tidak ada puasa untuknya."

Dari penjelasan tersebut sebenarnya tabyit merupakan amalan yang sangat penting, meskipun keberadaannya di bulan ramadan tidak sepopuler buka puasa atau sahur dengan berbagai variasi serta aneka macam menunya. Sehingga tabyit sering tidak diperhatikan hingga terlupakan begitu saja. Padahal ia menjadi kunci utama dalam melaksanakan ibadah puasa.

Ibadah puasa dalam Islam ada yang hukumnya wajib dan yang sunnah. Berkenaan dengan tabyit terdapat perbedaan yang sangat mendasar terkait waktu mengamalkannya.

Untuk puasa wajib seperti puasa ramadan, puasa qadha, atau puasa nadzar, sahnya puasa apabila tabyit diamalkan pada malam hari sesuai dengan sabda Nabi SAW. Para jumhur ulama sepakat dengan hal itu disebabkan karena kesulitan dalam menentukan masuknya terbit fajar secara tepat.

Bagi yang menunaikan shalat tarawih berjamaah di masjid, biasanya tabyit puasa ramadan ini diucapkan bersama-sama ketika selesai menjalankan shalat witir setelah menuntaskan lebih dahulu shalat tarawih dan dipimpin langsung oleh imam shalat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline