"Sebuah pesta akan dilupakan. Maka sebuah buku diperlukan untuk mengingatnya."
Pesta sudah usai. Panggung telah dibongkar, tenda digulung, kursi-kursi dilipat, dan spanduk-spanduk  diturunkan. Tetamu sudah pulang ke rumah masing-masing.
Seluruh rangkaian acara Jubileum 75 tahun Seminari Menengah Christus Sacerdos (SMCS) Pematangsiantar telah usai. Â Mulai dari kegiatan-kegiatan pra-jubileum: Â tebar benih ikan di Danau Toba, aksi sosial di lima paroki, dan charity golf tournament. Â Hingga kegiatan-kegiatan puncak jubileum (5-6 September 2025): Â fun walk, talk show Quo Vadis SMCS, opera "Jalan Panggilan", Perayaan Misa Jubileum, dan Gondang Jubileum.Â
Satu sampai tujuh hari, kemeriahan jubileum itu mungkin akan diingat.  Atau menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Setelah itu, perlahan tapi pasti, pembicaraan itu akan surut.  Orang-orang  segera lupa mengapa Jubileum 75 Tahun SMCS dihelat besar-besaran.Â
"Verba volant, scripta manen," kata Caius Titus. Kata-kata terbang, yang tertulis abadi.
Karena itu harus ada suatu dokumentasi tertulis tentang perjalanan 75 Tahun SMCS. Dia berfungsi sebagai rumah ingatan bersama, tempat pulang bagi siapa pun yang lupa. Di situlah urgensi kehadiran buku Ad Altiora 75 Tahun Peziarahan Panjang Seminari Menengah Christus Sacerdos Pematangsiantar 1950-2025 (Pematangsiantar: SMCS, 2025).Â
Ad Altiora, judul utama buku itu, mengandung makna menuju hal-hal yang lebih tinggi atau dalam, cita-cita luhur. Â Duc in altum, bertolaklah (menuju yang) lebih dalam. Frasa-frasa Latin itu menggambarkan proses dan hasil formasi calon imam Katolik di SMCS selama 75 tahun. Â
Buku Ad Altiora memaparkan  mengapa SMCS berdiri dan  bagaimana serta sampai mana ia telah mengantar para seminaris ke altar tahbisan imam Katolik.  Proses itu secara keseluruhan  disebut peziarahan panjang.Â
Momen Jubileum 75 Tahun adalah sebuah titik perhentian dalam peziarahan itu. Â Suatu titik acuan refleksi ke belakang sekaligus proyeksi ke depan.
Belum Sejarah, Baru Cerita
Buku Ad Altiora menurut editornya dimaksudkan sebagai teks sejarah SMCS sepanjang periode 1950-2025. Seminari ini dibuka oleh misionaris Ordo Fratrum Minorum Capuccinorum (OFM Cap) di Padang pada 1 September 1950.  Pada tahun 1954 SMCS dipindahkan ke Pematangsiantar, mengikuti perpindahan pusat vikariat apostolik (keuskupan) Katolik  dari Padang (Sumatra Barat) ke Medan (Sumatra Utara).Â