Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Pendidikan Informal Berkelanjutan saat Ramadan dan Libur Lebaran

Diperbarui: 26 Maret 2025   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan karakter ditanamkan orangtua maupun keluarga kepada anak saat Ramadan maupun pada libur lebaran. (Sumber: Kompas/Kristian Oka Prasetyadi)

Ramadan adalah bulan penuh ibadah dan juga momen terbaik untuk menanamkan pendidikan informal kepada anak-anak. Dalam suasana yang lebih religius dan penuh kebersamaan orangtua memiliki peran besar dalam membimbing anak-anak mereka. Terutama dalam hal pendidikan karakter dan spiritual.

Meskipun sekolah tetap berjalan selama Ramadan. Tapi intensitas interaksi anak dengan keluarga di rumah meningkat. Ini membuka peluang emas untuk memperkuat nilai-nilai keislaman dan kebiasaan baik. 

Di Pekanbaru, tahun ini SD dan SMP mengadakan program tahsin Al-Qur'an bagi siswa. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak anak yang belum fasih membaca Al-Qur'an dengan baik.

Ini menjadi pengingat bahwa pendidikan tidak bisa hanya bertumpu pada sekolah. Keluarga adalah pilar utama yang harus memperkuat fondasi pendidikan anak-anak mereka. Orangtua perlu turun tangan untuk membantu anak-anak mereka lebih lancar membaca Al-Qur'an, menghafal surah pendek, dan memahami maknanya dengan lebih baik.

Selain pembelajaran Al-Qur'an, Ramadan juga mengajarkan nilai-nilai kesabaran, empati, dan kemandirian. Anak-anak belajar bahwa ibadah bukan hanya ritual tetapi juga bagian dari pembentukan karakter yang lebih kuat.

Pendidikan karakter juga harus menjadi prioritas selama Ramadan. Anak-anak belajar tentang kesabaran melalui puasa, empati melalui sedekah, serta disiplin melalui sholat dan tadarus. Pendidikan semacam ini lebih efektif jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bukan sekadar teori di sekolah.

Dengan memberikan teladan nyata orangtua dapat mengajarkan anak-anak arti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama. Peran orangtua tidak hanya sebagai pengawas tetapi juga sebagai role model bagi anak-anak mereka.

Momentum libur Lebaran pun harus dimanfaatkan untuk pendidikan informal yang berkelanjutan. Sering kali, libur panjang membuat anak-anak lengah dalam belajar dan disiplin. 

Padahal, ini justru saat yang tepat untuk memperkuat karakter anak dengan aktivitas positif. Misalnya, mengajak mereka ikut serta dalam kegiatan sosial, membantu memasak dan membersihkan rumah, serta memahami makna silaturahmi yang lebih dalam.

Silaturahmi bukan hanya tentang mengunjungi sanak saudara tetapi juga tentang mempererat hubungan sosial dan belajar memahami orang lain. Anak-anak bisa belajar pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline