Pendahuluan
Indonesia telah menempuh berbagai langkah untuk mendorong kesetaraan gender, mulai dari akses pendidikan hingga kebijakan ketenagakerjaan. Namun, kesenjangan masih terasa di banyak lini kehidupan. Perempuan kerap menghadapi hambatan dalam pendidikan, pekerjaan, hingga kesehatan reproduksi. Padahal, kesetaraan gender bukan hanya soal keadilan sosial, tetapi juga strategi penting untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Dalam kuliah umum mengenai Gender Inequality as a Socio-Economic Challenge, Dewi H. Susilastuti, Ph.D menegaskan: "Gender dividend adalah pertumbuhan ekonomi yang bisa diwujudkan karena negara menginvestasikan uang untuk anak perempuan dengan memberikan perhatian pada aspek pendidikan, kesehatan, hingga kepemimpinan."
Kesenjangan Gender dalam Pendidikan dan Ketenagakerjaan
Berdasarkan data BPS, tingkat partisipasi pendidikan laki-laki masih lebih tinggi dibanding perempuan. Hal ini disebabkan adanya pandangan bahwa laki-laki lebih layak bekerja, sementara perempuan seolah ditakdirkan untuk mengurus rumah.
Ketidaksetaraan juga tampak di pasar kerja. Laki-laki lebih banyak bekerja di sektor formal dengan upah lebih tinggi, sementara perempuan terjebak di sektor informal dengan penghasilan lebih rendah. "Penghasilan seumur hidup perempuan lebih rendah daripada laki-laki," Ujar Dewi, menegaskan realitas pahit yang masih dihadapi pekerja perempuan.
Dampak Pernikahan Dini dan Stunting
Pernikahan dini menjadi salah satu faktor yang mempersempit peluang perempuan untuk melanjutkan pendiidkan tinggi maupun berkarier. Perempuan yang menikah muda seringkali terbatas dalam akses kerja formal, apalagi jika sudah memiliki anak.
Lebih jauh, isu kesehatan juga berpengaruh besar. Angka kematian ibu dan tingginya prevalensi stunting di Indonesia masih menjadi ancaman. "Prevalensi stunting penting diperhatikan karena anak-anak yang stunting lebih rentan terhadap infeksi, dan karena dewasa mereka cenderung tidak produktif," Jelas Dewi.
Potensi Dividen Gender
Kesetaraan gender menawarkan peluang besar melalui apa yang disebut gender dividend. Jika perempuan diberdayakan secara penuh, kontribusinya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperluat produktivitas, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.