Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Cinta Indonesia Setengah, Jelajah Negeri Sendiri - Bentang Pustaka, Kompasiana. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Informal Berkelanjutan saat Ramadan dan Libur Lebaran

26 Maret 2025   09:17 Diperbarui: 26 Maret 2025   11:04 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan karakter ditanamkan orangtua maupun keluarga kepada anak saat Ramadan maupun pada libur lebaran. (Sumber: Kompas/Kristian Oka Prasetyadi)

Ramadan adalah bulan penuh ibadah dan juga momen terbaik untuk menanamkan pendidikan informal kepada anak-anak. Dalam suasana yang lebih religius dan penuh kebersamaan orangtua memiliki peran besar dalam membimbing anak-anak mereka. Terutama dalam hal pendidikan karakter dan spiritual.

Meskipun sekolah tetap berjalan selama Ramadan. Tapi intensitas interaksi anak dengan keluarga di rumah meningkat. Ini membuka peluang emas untuk memperkuat nilai-nilai keislaman dan kebiasaan baik. 

Di Pekanbaru, tahun ini SD dan SMP mengadakan program tahsin Al-Qur'an bagi siswa. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak anak yang belum fasih membaca Al-Qur'an dengan baik.

Ini menjadi pengingat bahwa pendidikan tidak bisa hanya bertumpu pada sekolah. Keluarga adalah pilar utama yang harus memperkuat fondasi pendidikan anak-anak mereka. Orangtua perlu turun tangan untuk membantu anak-anak mereka lebih lancar membaca Al-Qur'an, menghafal surah pendek, dan memahami maknanya dengan lebih baik.

Selain pembelajaran Al-Qur'an, Ramadan juga mengajarkan nilai-nilai kesabaran, empati, dan kemandirian. Anak-anak belajar bahwa ibadah bukan hanya ritual tetapi juga bagian dari pembentukan karakter yang lebih kuat.

Pendidikan karakter juga harus menjadi prioritas selama Ramadan. Anak-anak belajar tentang kesabaran melalui puasa, empati melalui sedekah, serta disiplin melalui sholat dan tadarus. Pendidikan semacam ini lebih efektif jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bukan sekadar teori di sekolah.

Dengan memberikan teladan nyata orangtua dapat mengajarkan anak-anak arti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama. Peran orangtua tidak hanya sebagai pengawas tetapi juga sebagai role model bagi anak-anak mereka.

Momentum libur Lebaran pun harus dimanfaatkan untuk pendidikan informal yang berkelanjutan. Sering kali, libur panjang membuat anak-anak lengah dalam belajar dan disiplin. 

Padahal, ini justru saat yang tepat untuk memperkuat karakter anak dengan aktivitas positif. Misalnya, mengajak mereka ikut serta dalam kegiatan sosial, membantu memasak dan membersihkan rumah, serta memahami makna silaturahmi yang lebih dalam.

Silaturahmi bukan hanya tentang mengunjungi sanak saudara tetapi juga tentang mempererat hubungan sosial dan belajar memahami orang lain. Anak-anak bisa belajar pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun