Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Perangkat IOT Untuk Siskamling

15 September 2025   11:03 Diperbarui: 15 September 2025   11:17 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penggunaan IOT di area pemukiman penduduk (Sumber: iot-shop.de))

Siskamling alias meronda di pos keamanan di jaman sekarang ini rasanya sudah kurang relevan lagi, meskipun ada banyak kebaikan yang mungkin terjadi ketika bertugas siskamling. Diantaranya mendekatkan hubungan antar tetangga, meningkatkan rasa tanggung jawab diantara warga terhadap keamanan lingkungan, dan terkait jaman digital...mengurangi screen time. Dengan catatan selama bertugas siskamling, mereka tidak sibuk dengan gadget masing-masing. Tetapi saling ngobrol sambil berkeliling sesekali, untuk memastikan semuanya aman.

Kurang relevan karena orang-orang di kota besar memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan beberapa tahun ke belakang. Ada yang sering lembur, ada yang kerjanya shift malam, ada yang punya bayi, dll. Belum lagi, di desa-desa yang kebanyakan penghuninya sudah lansia karena orang-orang mudanya pergi merantau ke kota besar.

Namun demikian, ketika kerusuhan kemarin, tengah malam Bapak RT mengumumkan lewat whatsapp group kalau malam itu bapak-bapak siskamling bersama para petugas keamanan. Kebetulan tempat tinggal kami di dekat kantor DPRD dan biasanya menjadi tempat para demonstran bersembunyi ketika dikejar petugas. Hal ini selalu membuat khawatir, kalau-kalau para perusuh masuk ke lingkungan kami dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Kebetulan juga, sudah beberapa kali terjadi pencurian sepeda motor di daerah kami.

CCTV ada, tapi sifatnya masih pasif. Sepertinya hanya dilihat ketika ada laporan kehilangan. Dan setelah itu ada himbauan untuk berhati-hati. Jadi CCTV sifatnya hanya untuk memastikan bahwa benar ada kehilangan. Pencurinya sendiri lebih pintar. Wajah ditutupi helm sehingga tidak dapat diidentifikasi. Mungkin ada usaha mempelajari tingkah para pencuri dan meningkatkan keamanan di bagian yang biasanya kecolongan. Tetapi begitu lama tidak ada kejadian, pengawasan longgar lagi.

Masalah kerusuhan saat itu pun adalah sesuatu yang sudah diketahui sehingga dapat diantisipasi dengan merencanakan siskamling semalaman.

Bagaimana untuk kasus-kasus tidak terduga?

Kalau boleh menghayal untuk negara yang konon katanya kaya raya ini, saya membayangkan sebuah perangkat IOT berupa CCTV yang terhubung ke server. Ketika kamera mendeteksi sesuatu yang mencurigakan, ada alarm yang berbunyi di komputer, dan server langsung mengirimkan pesan ke HP para petugas dan warga, lengkap dengan informasi lokasi kejadian. Ini tentu akan memudahkan koordinasi. Hanya perlu standby bergantian di rumah masing-masing, sementara petugas keamanan siaga di pos keamanan.

Jika ada kejadian, warga dengan lokasi rumah terdekat dengan kejadian bisa langsung bertindak sesuai kapasitasnya. Entah itu membunyikan kentongan atau menimbulkan keributan yang khas untuk menarik perhatian warga lain.

Untuk melengkapi, mungkin perlu juga seperti yang pernah saya lihat di Singapura dulu. Untuk setiap kejadian dipasang papan peringatan di lokasi kejadian, menginformasikan bahwa di tempat itu sudah terjadi tindakan kejahatan, misal pencurian motor, sebanyak sekian kali. Sebagai tanda peringatan untuk berhati-hati bagi warga. Termasuk juga bagi pelaku, memperingatkan bahwa tindakan mereka dipantau.

Justru yang urgent, menurut saya, saat ini adalah masalah sampah, kenyamanan dan kesehatan lingkungan, dan premanisme, yang masih membutuhkan pengawasan, perbaikan, serta membutuhkan banyak orang, setidaknya untuk memikirkan bagaimana memperbaikinya. Jika sudah tahu bagaimana memperbaikinya, baru bisa dipikirkan bagian-bagian mana saja yang bisa dibantu oleh teknologi.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun