Kepercayaan golongan darah dapat menentukan kepribadian. Hal ini telah mengakar kuat di masyarakat. Terutama di negara-negara Asia seperti Jepang. Juga Korea Selatan (Sains Kompas, 2019).
Sering kali seseorang bertanya golongan darah. Itu dilakukan saat pertama kali bertemu. Tujuannya untuk menilai karakter atau kecocokan (Wikipedia, 2023).
Praktik ini sudah lazim dalam budaya populer.
Ide ini pertama kali populer di Jepang. Itu terjadi pada sekitar tahun 1920-an. Teori dipopulerkan oleh psikolog Takeji Furukawa. Ia melakukannya melalui beberapa publikasi ilmiah (CNBC Indonesia, 2023).
Ia mengklaim golongan darah A bertanggung jawab. Golongan darah B dianggap sangat kreatif. Golongan darah O dicitrakan pemimpin yang kuat. Golongan darah AB digambarkan pribadi rumit (Al Uswah Tuban).
Teori ini menyebar cepat di masyarakat Jepang. Namun popularitasnya sempat menurun setelah dikritik. Kritikan itu datang dari para kaum akademisi.
Pada tahun 1970-an seorang jurnalis muncul. Jurnalis itu bernama Masahiko Nomi. Ia menghidupkan kembali teori golongan darah.
Ia melakukannya melalui bukunya yang meyakinkan. Buku itu meyakinkan banyak orang sekali. Bahwa golongan darah memprediksi kecocokan romantis. Serta juga perilaku setiap individu (Tensai Indonesia; Kompas.com, 2023).
Sejak saat itu teori ini kembali populer.
Akan tetapi, perlu ditegaskan sekali lagi. Teori ini tidak memiliki dasar ilmiah (IDN Times, 2023).
Dunia sains modern telah menolak teori itu. Sebab golongan darah ditentukan oleh gen. Gen tersebut mengendalikan antigen sel darah merah.