Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gaji Pas-pasan Bisa Kaya: Rahasia Investasi Rp10 Ribu Sehari

1 September 2025   09:30 Diperbarui: 1 September 2025   14:40 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sedikit Tapi Konsisten akan membentuk Budaya Literasi Keuangan yang Kuat. (Foto: freepik.com)

Dalam percakapan sehari-hari, berapa kali kita mendengar ungkapan, "Ah, gaji saya pas-pasan, mana bisa investasi"? Anggapan itu bukan hanya keliru, tapi juga menutup peluang generasi muda untuk meraih kemandirian finansial. Faktanya, investasi tidak harus dimulai dengan modal besar. Bahkan, dengan Rp10 ribu sehari---setara harga segelas kopi sachet---seseorang sudah bisa menanam benih masa depan.

Dari Privilege Menjadi Kebutuhan

Dulu, investasi identik dengan ruang bursa, jas rapi, dan angka miliaran rupiah. Kini, lanskap itu berubah total. Platform digital membuat investasi bisa diakses siapa pun, termasuk mereka yang bergaji di bawah rata-rata. Bahkan dengan modal minimal Rp10.000--Rp100.000 sudah cukup untuk memulai.

Tren ini sejalan dengan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat jumlah investor pasar modal melonjak tajam: dari hanya sekitar 800 ribu pada 2017 menjadi 14,87 juta per Desember 2024, dengan 14,03 juta di antaranya adalah investor reksa dana. Lonjakan lebih dari sepuluh kali lipat ini menunjukkan bahwa investasi bukan lagi privilese segelintir orang, melainkan kebutuhan masyarakat luas.

Reksa Dana Pasar Uang: Pintu Masuk Paling Ramah

Di antara banyak instrumen, reksa dana pasar uang (RDPU) menjadi pilihan favorit pemula. Mengapa? Karena RDPU menyalurkan dana ke instrumen jangka pendek yang relatif aman: deposito dan obligasi. Return yang ditawarkan pun konsisten mengungguli tabungan bank.

Menurut Bibit.com (Mei 2025), return RDPU umumnya berkisar 5--6% per tahun. Bahkan, Bareksa.com mencatat top 10 produk RDPU sempat memberikan imbal hasil 6,19% hingga 7,26% per tahun, dengan rata-rata 6,79%. Angka ini jauh lebih menarik ketimbang bunga tabungan atau deposito.

Bandingkan: bunga tabungan konvensional di bank rata-rata hanya 0,72% per tahun. Dalam simulasi DBS.id, menaruh Rp1 juta di tabungan hanya menghasilkan bunga Rp7.200, namun bisa terkikis biaya administrasi hingga Rp180 ribu per tahun---saldo akhir justru menyusut sekitar Rp172.800. Adapun bunga deposito memang lebih tinggi, berkisar 2--4% per tahun di bank BUMN, tapi tetap kalah bersaing dengan RDPU yang rata-rata di atas 5% dan bebas pajak. 

Simulasi: Rp300 Ribu Sebulan, Bisa Jadi Apa?

Anggaplah kita berpenghasilan Rp3 juta per bulan menyisihkan Rp300.000 per bulan sebagai uang yang tidak digunakan. Dalam setahun, tabungan konvensional hanya akan berjumlah sekitar Rp3,6 juta dengan bunga hampir tak terasa. Namun jika disalurkan ke RDPU dengan asumsi return 5,5%, nilainya bisa tumbuh menjadi lebih dari Rp3,7 juta.

Perbedaan sekitar Rp100--200 ribu dalam setahun mungkin terasa kecil, tetapi dalam jangka panjang akan terakumulasi besar. Inilah kekuatan compounding effect---bunga berbunga yang membuat investasi kecil-kecilan bisa melahirkan hasil mengejutkan setelah bertahun-tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun