Jika setelah "di" terdapat kata kerja, maka "di" adalah imbuhan dan harus disambung.
Perhatikan konteks kalimat, karena fungsi "di" sangat tergantung pada penggunaannya dalam kalimat.
Resep mujarab juga, nih! Coba pertukarkan antara "di" dan "ke". Jika bisa, penulisan "di" harus dipisah. Misalnya: di rumah (ke rumah). Bisa, bukan? Diinjak (keinjak) masak, sih, ada kata keinjak?Â
Kesalahan dalam menulis "di" yang seharusnya dipisah atau disambung sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman mengenai fungsinya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus belajar dan berlatih agar tidak keliru. Salah satu cara untuk memperbaiki pemahaman ini adalah dengan membaca lebih banyak teks berbahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mencoba menulis kalimat sendiri dengan menggunakan kata "di" sesuai fungsinya.
Sebagai tambahan, dalam dunia pendidikan, guru sering kali mendapati kesalahan ini dalam tugas siswa. Oleh karena itu, penjelasan seperti ini sangat penting untuk diberikan kepada siswa sejak dini agar mereka dapat menulis dengan lebih baik. Tidak hanya itu, pemahaman yang baik mengenai penggunaan "di" juga akan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis esai, laporan, atau karya tulis lainnya.
Sebagai penutup, mari jadikan bahasa Indonesia sebagai sesuatu yang penting, baik dalam komunikasi maupun tertulis, layaknya kebutuhan kita terhadap kekasih.
Selamat belajar dan terus berlatih menulis dengan baik!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI