Pernahkah Anda membaca kata "di dengar" atau "didengar"? Atau Anda pernah menulis lalu merasa ragu bagaimana menuliskan kata tersebut? Apakah "di" pada kata "dengar" penulisannya dipisah atau disambung? Jika Anda pernah mengalami kebingungan seperti ini, maka Anda telah menemukan bacaan yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Yuk, kita simak penjelasannya!
Secara sederhana, dalam bahasa Indonesia, kata "di" memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai kata depan dan sebagai imbuhan awalan. Penting untuk memahami perbedaan fungsi ini agar tidak keliru dalam penulisan. Jika "di" berfungsi sebagai kata depan, maka penulisannya harus terpisah dengan kata yang mengikutinya. Sebaliknya, jika "di" berfungsi sebagai imbuhan awalan, maka penulisannya harus dirangkai dengan kata dasar yang mengikutinya.
Bagaimana cara membedakan fungsi "di" sebagai kata depan dan imbuhan awalan? Mari kita bahas satu per satu. Kawan, silakan seruput kopi atau tehnya. Jangan terlalu serius.
Pertama, "di" berfungsi sebagai kata depan ketika diikuti oleh kata benda. Kata depan ini menunjukkan tempat atau lokasi. Contohnya:
di rumah
di atas
di antara
di Makassar
Pada beberapa contoh di atas, "di" digunakan untuk menunjukkan tempat atau posisi sehingga penulisannya dipisah dari kata yang mengikutinya.
Kedua, "di" berfungsi sebagai imbuhan awalan ketika diikuti oleh kata kerja. Imbuhan ini menunjukkan bahwa kata kerja tersebut dalam bentuk pasif. Contohnya: