Hai, jiwa yang lama tak berjumpa. Bagaimana keadaanmu kini?
Rindu yang lama membeku perlahan mencair, mengalir lembut di sela-sela keheningan. Bukan hanya temu yang terasa jauh, sekadar menyapa pun terasa gugup. Namun, dalam hening yang penuh misteri, bisikan semesta hadir memecah sunyi, menjadikan jejakmu lukisan kata, sebuah puisi abadi yang terpatri di kanvas kenangan.
Dahulu, jemariku mungkin hanya alat untuk merangkai kata, menggenggam mimpi, atau sekadar merasakan dinginnya embun pagi. Namun, sejak jejakmu terukir di sana, mereka telah bertransformasi menjadi kanvas bisu yang menyimpan lukisan jiwamu. Garis-garis sidik jariku seolah berjalin dengan aura yang kau tinggalkan, menciptakan peta tak kasatmata yang menghubungkan ragaku dengan esensi dirimu.
Setiap kali jemariku menari di atas tuts piano, melodi yang tercipta bukan hanya sekadar rangkaian nada, melainkan juga simfoni kenangan tentang tawa, tatapan mata, dan bisikan-bisikan rahasia yang pernah kita bagi. Irama yang mengalun adalah jejak langkahmu yang dulu menemaniku, harmoni yang tercipta adalah perpaduan dua jiwa yang pernah menari dalam satu irama.
Memang, jemariku tak lincah menari di atas aksara, pun tak mahir melukis rasa dalam kalimat yang membahana. Namun, hati ini berbisik, tak ada salahnya menorehkanmu di kanvas Kompasiana. Biarlah sosokmu menjelma abadi dalam barisan kata, sebuah monumen sederhana untukmu, yang pernah singgah dan meninggalkan jejak tak terlupa dalam ingatanku. Biarkan jejakmu menjadi tinta tak terhapuskan di setiap sentuhan jemariku, abadi dalam setiap gerak yang menari di atas hari karena jemariku adalah kanvas, dan engkaulah lukisan abadi yang takkan pernah luntur.
Dalam dekapan sunyi malam, terselip sebuah senyuman. Bukan hanya lengkung bibir belaka, melainkan seberkas sinar terang, seperti kejora yang setia menghias gelap. Ia tak pernah sirna, kekal dalam ingatan, menyalakan cahaya di relung hati yang kini berbalut hampa.
Perpisahan ini terasa seperti lembaran terakhir dari sebuah buku yang terlanjur ditutup, padahal alur ceritanya masih bersemi di benak. Setiap karakter, setiap peristiwa, masih jelas terbayang, seolah baru saja terjadi. Kita mungkin tak lagi berada di halaman yang sama, namun jejakmu terpatri kuat, menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi kehidupanku.
Sebuah harapan tulus ku panjatkan pada semesta, kiranya takdir sudi mempertemukan kita kembali. Bukan dalam rancangan, melainkan dalam sebuah kebetulan yang mempesona, layaknya dua garis yang tanpa sengaja bersinggungan, menciptakan sebuah titik temu yang tak terduga. Dan di persimpangan waktu itu, andai semesta mengizinkan, kita akan kembali membuka lembaran kisah yang sempat tertunda, menuliskannya di halaman yang baru, dengan tinta pengalaman yang semakin mendalam.
Setiap hembusan angin malam membawa serta sebentuk rindu yang tak terucapkan. Ku titipkan ia pada sayap-sayap tak kasatmata, berharap ia terbang melintasi ruang dan waktu, menyentuh hatimu di kejauhan. Meski kini jarak membentang, memisahkan raga, namun kenangan indah yang pernah kita rajut bersama akan terus hidup, terukir dengan tinta emas di setiap sudut hatiku. Tak ada perpisahan yang benar-benar menyakitkan, karena dalam setiap akhir, tersimpan janji sebuah pertemuan yang mungkin hanya tertunda oleh misteri waktu.
Kulepaskan kepergianmu dengan hati yang lapang, layaknya menerbangkan layang-layang kertas. Biarlah ia menari bebas di angkasa, mengejar cita-cita yang selama ini diimpikan. Meski sesekali hati ini dilanda kerinduan yang tak tertahankan, namun kupejamkan mata dan membayangkan senyum bahagiamu. ku berharap engkau menemukan kebahagiaan yang sejati di setiap langkahmu, kebahagiaan yang memelukmu erat erat bagai mentari pagi memeluk bumi, kehangatan yang tak pernah pudar dan tak pernah melepaskan.
Dan biarlah waktu terus bergulir, membawa kita pada perjalanan yang tak terduga. Semoga di suatu hari nanti, di sebuah tempat yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya, takdir kembali mempertemukan kita. Bukan dalam bingkai waktu yang sama seperti dulu, namun dalam dimensi yang berbeda, yang dipenuhi dengan harapan baru, cerita yang lebih matang, dan hati yang mungkin telah belajar banyak dari setiap perpisahan. Pertemuan itu kelak, semoga menjadi awal dari babak baru, di mana kita bisa melanjutkan kisah yang sempat terhenti, dengan senyum yang lebih tulus dan hati yang lebih menghargai setiap detik kebersamaan.