Maria, lebat putik hujan berjatuhan di matamu, lantaran sepucuk musim yang asing telah terdampar di jantungmu tak jua berakhir.
Maria,
Rupamu tinggal segaris takdir
Sampai kapan?
Sampai serbuk air matamu mampu meruntuhkan karang patriarki yang telah sekian lama menindas jiwa gadismu!
Sanggupkah?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!