Mohon tunggu...
Alvin Franata
Alvin Franata Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Sebagai mahasiwa aktif S1-Akuntansi UPNVJ

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Solusi Atasi Masalah Finansial bagi Generasi Sandwich

6 Oktober 2021   09:35 Diperbarui: 7 Oktober 2021   08:35 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasis andwich | Sumber: Shutterstock

Pandemi covid 19 membuat semua kalangan harus berhadapan dengan kesulitan. Kaum lansia harus menghadapi masalah kesehatan. 

Covid 19 adalah masalah ketika menular kepada kaum lansia. Badan tidak lagi bugar dan penyakit bawaan menjadi penyebab covid 19 berbahaya bagi lansia. Sementara anak-anak remaja juga merasa terbebani oleh sekolah online, seharian di rumah dan tidak bertemu teman membuat mereka stres. Semua baru dan terasa asing.

Mereka yang berada diantara lansia dan anak-anak yaitu usia produktif, memikirkan cara mendapatkan penghasilan. Semenjak pandemi, banyak yang dirumahkan karena perusahaan tidak sanggup menanggung gaji karyawan lagi. 

Jikalau ada yang beruntung bertahan, gaji mereka dipotong agar perusahaan tetap berjalan. Mereka yang berpenghasilan harian seperti berdagang juga tidak terlalu diuntungkan. Karena pembatasan yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan covid 19, membuat orang-orang diam di rumah dan tidak lagi membelanjakan uangnya di pasar atau tempat perbelanjaan lainnya.

Bagi mereka yang menjadi tulang punggung keluarga, pandemi membuat segalanya yang sudah sulit menjadi makin sulit. Terlebih bagi yang sudah membina rumah tangga sendiri dan mempunyai anak, masih harus mengurus kebutuhan rumah tangga orang tua, harus membagi perhatian menjadi dua. 

Kebutuhan rumah tangga sendiri dan kebutuhan orang tua. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan finansial dan emosional. 

Keadaan tersebut membuat situasi yang sulit. Diapit oleh dua kebutuhan yang sama pentingnya. Seperti irisan daging, sayuran dan saus mayones dalam sandwich, diapit oleh dua roti di kedua sisinya. Terjebak dan tidak dapat lepas begitu saja. Keadaan tersebut sering disebut dengan istilah generasi sandwich.

Konsep dan Pengertian Generasi Sandwich

Generasi Sanwich adalah sebuah istilah yang dipopulerkan oleh Dorothy A. Miller dan Elaine Brody untuk menyebut generasi dewasa yang harus menanggung hidup generasi di atas dan di bawah mereka yang bergantung kepada mereka secara finasial dan emosional. 

Generasi di atas mereka bisa merujuk kepada ayah, ibu, paman, bibi, nenek, kakek dan seterusnya. Sementara generasi di bawah merujuk kepada anak, adik, keponakan, dan lain lain. 

Istilah tersebut mulai diperkenalkan pada tahun 1981, dalam jurnal yang diterbitkan oleh Dorothy A. Miller yang berjudul "The 'Sandwich' Generation: Adult Children of the Aging."

Awalnya, istilah generasi sandwich merujuk pada perempuan usia 30-40 tahun yang selain harus mengurus anak-anak juga harus memenuhi kebutuhan orang tua. 

Pada perkembangannya, generasi sandwich mengalami perluasan cakupan, karena yang mulai merasakan hal yang sama bukan hanya perempuan, tetapi juga laki-laki. Cakupan umur yang awalnya 30-40 tahun menjadi semakin luas yaitu 20-60 tahun. 

Secara demografi mungkin berubah, namun secara konsep masih sama. Generasi sandwich adalah generasi yang "terjebak" menanggung hidup generasi di atas dan generasi di bawah mereka.

Seorang ahli demografi Amerika, Carol Abaya membagi generasi sandwich menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Generasi sandwich tradisional
Mereka yang berada di tengah antara orang tua lansia yang masih harus ditanggung dan anak-anak yang belum bisa mandiri, termasuk dalam generasi sandwich tradisional.

2. Klub generasi sandwich
Mereka yang menanggung 3 generasi. Klub sandwich adalah sandwich yang lebih bertingkat. Generasi sandwich yang biasanya hanya menanggung dua generasi menjadi tiga generasi. 

Klub sandwich ini dialami oleh orang-orang dengan umur 40-60 tahun. Mereka menanggung beban orang tua, anak dan cucu. Akan tetapi, klub sandwich lebih sering dijumpai pada orang-orang yang berumur 20-40 tahun. Mereka menanggung anak, orang tua serta kakek dan nenek.

3. Generasi sandwich terbuka
Golongan ini adalah orang-orang yang terlibat dalam menanggung orang lanjut usia.

Penyebab Generasi Sandwich

Di Indonesia, generasi sandwich mulai banyak dibicarakan. Masyarakat mulai menyadari tentang generasi sandwich bahkan sudah ada yang merasakan sudah terjebak didalamnya. 

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2020, Indonesia mempunyai penduduk sebesar 270,20 juta jiwa dengan 70,72% adalah usia produktif. Dengan usia produktif sebanyak itu, sudah pasti ada yang terjebak dalam generasi sandwich.

Indonesia adalah salah satu negara di dunia dengan nilai kekeluargaan yang tinggi. Sedari kecil, kita dididik bahwa keluarga adalah segalanya. 

Anak harus berbakti kepada orang tua, anak bungsu harus menuruti perkataan kakak-kakaknya, anak sulung harus bantu adik-adiknya, dan sebagainya. Nilai yang tertanam sejak kecil itu, tanpa disadari membuat kita mempunyai suatu tanggung jawab.

Jika sudah berpenghasilan, kita bertanggung jawab membantu generasi di bawah kita. Jika orang tua sudah mulai menua dan tidak berpenghasilan kita diharapkan mulai membalas budi yaitu bertanggung jawab merawat mereka. Nilai ini diturunkan terus menerus hingga menjadi sebuah lingkaran yang tidak ada ujungnya. 

Kita harus selalu membantu dan bertanggung jawab atas generasi baik di atas atau di bawah baik secara finansial dan emosional. 

Keluarga adalah hubungan yang rumit. Hubungan keluarga ini, tidak bisa dihitung dengan materi. Namun, tidak dapat dipungkiri masalah keluarga ini terkadang membebani secara ekonomi dan emosi.

Selain nilai kekeluargaan, penyebab generasi sandwich adalah perencanaan keuangan yang kurang matang. Masalah generasi sandwich sangat erat berkaitan dengan masalah finansial.

Generasi sandwich terjadi karena ketidakmampuan diri untuk mandiri secara finansial, sehingga harus bergantung pada orang lain. Dalam hal ini, orang tua yang bergantung pada anak.

Perencanaan keuangan yang kurang matang dapat disebabkan banyak hal. Salah satunya adalah ketidaktahuan tentang literasi keuangan.

Literasi keuangan misalnya pencatatan uang masuk dan keluar, mengumpulkan dana darurat, investasi sekolah anak, investasi untuk dana pensiun, dan sebagainya. 

Selain itu, banyak orang tua yang memang menganggap anak sebagai investasi. Mengharapkan anak berhasil dan membalas budi orang tua dengan cara mengurus mereka di hari tua.

Siasat Menjadi Generasi Sandwich

Setiap orang yang sedang terjebak atau sudah melalui generasi sandwich mempunyai cara tersendiri untuk mengakalinya. Mulai dari mencari penghasilan tambahan, menghemat pengeluaran, menunda mempunyai anak dan pernikahan, dan sebagainya. 

Namun, rasanya kita setujui bersama bahwa menambah wawasan soal finansial adalah hal utama untuk bertahan dan memutus generasi sandwich.

Sedini mungkin mengerti tentang finansial, akan semakin baik. Untuk usia produktif, menyiapkan dana pensiun adalah hal wajib. 

Untuk memutus generasi sandwich kita harus mandiri secara finansial agar tidak bergantung pada orang lain atau anak. Mempelajari instrumen investasi juga hal yang bisa membantu kita menyiapkan dana pensiun. 

Selain itu, membuat catatan pengeluaran juga dibutuhkan sebagai acuan budget finansial setiap bulan. Hal itu berguna untuk menyisihkan gaji dan menyiapkan dana ketika ada keadaan darurat.

Bagi pembaca yang sedang berada dalam generasi sandwich, coba terbuka dan komunikasikan keadaan finansial kepada orang tua yang menjadi tanggungan. 

Berbakti dan membantu orang tua memang sudah kewajiban, tetapi keterbukaan akan membentuk hubungan yang saling memahami.

Menjadi generasi sandwich akan menerima banyak tekanan. Tanggung jawab menghidupi dua keluarga, wajar jika merasa stres. Masalah akan selalu bermunculan, mulailah membuat skala prioritas dalam memecahkan masalah. Selalu komunikasikan masalah yang ada, baik masalah pekerjaan atau masalah di rumah.

Prioritaskan diri sendiri sebagai yang pertama. Sebelum membantu orang lain, coba peduli dengan diri sendiri. Tidur yang cukup, makan-makanan yang enak, olahraga dan kegiatan yang membahagiakan diri sendiri. 

Jangan merasa bersalah jika perlu keluar rumah untuk sekedar bertemu teman atau menghabiskan waktu sendirian. Hal ini penting untuk menjaga diri agar tidak stres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun