Mohon tunggu...
mustain
mustain Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKIT Ihsanul Fikri Mungkid

seseorang yang suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berpikir Kritis Sebagai Solusi Memecahkan Masalah

9 Maret 2024   10:04 Diperbarui: 9 Maret 2024   10:10 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aktifitas berpikir merupakan yang tidak bisa lepas dari kehidupan. Otak akan selalu berpikir setiap kali manusia dihadapkan dengan kondisi yang mengharuskannya demikian. Bahkan dalam diam pun, otak masih terus bekerja untuk memikirkan sesuatu. Hal yang membedakan antara pikiran satu orang dengan yang lainnya adalah kritis atau tidaknya pola pikir yang dimiliki. Berpikir kritis merupakan pola pikir yang menuntut otak untuk bekerja lebih keras daripada biasanya. Otak dirangsang untuk menemukan solusi-solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan cermat.

Dengan kemampuan otak yang didorong untuk lebih keras dalam berpikir, jawaban-jawaban dari permasalahan akan muncul. Hal ini disebabkan karena setiap kali manusia berpikir kritis, otak dituntut untuk tidak hanya menilai sesuatu dari satu sudut pandang saja, tetapi juga sudut pandang lain yang memungkinkan. Selain itu, otakjuga dituntut untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan yang ada dengan semua pertimbangan yang masuk akal.

Sherloc Holmes mengatakan bahwa otak perlu senantiasa distimulus agar terus berkembang. Stimulus tersebut dapat berupa puzzle, kuis, catur, labirin atau misteri. Semakin tinggi tingkat misteri yang harus dipecahkan, semakin tinggi pula kemampuan otak dalam bekerja. Intensitas waktu dalam berpikir kritis juga mempengaruhi kinerja otak. Semakin sering otak melakukannya, akan semakin baik pula kinerjanya. Sebaliknya, semakin jarang otak dipakai untuk berpikir kritis, semakin buruk pula kinerja otak.

Dalam berpikir kritis, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Misalnya, kemampuan otak dalam menyerap informasi secara efektif adalah 20 menit. Otak perlu istirahat setelah digunakan dengan intensitas tinggi. Maka dari itu, sekolah formal biasanya menyediakan waktu istirahat di sela-sela kegiatan pembelajaran. Selain itu, waktu maksimal otak untuk belajar dalam sehari adalah 8 jam. Apabila waktu yang digunakan lebih dari itu, otak akan mengalami kelelahan dan berpotensi mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, waktu belajar dan bekerja otak harus benar-benar di perhatikan.

Berdasarkan sebuah studi, pada saat ujian, kemampuan otak hanya berpengaruh sekitar 20% saja. Sementara 80% sisanya adalah kondisi mental. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi mental juga perlu di perhatikan ketika mengikuti ujian. Performa otak akan semakin sempurna saat kondisi mental seseorang baik. Apabila kondisi mental kurang stabil, hasil yang didapatkan seringkali tidak sesuai harapan. Gangguan kecemasan yang didorong oleh stimulus tertentu juga mempengaruhi kinerja otak pada saat berpikir. Oleh karena itu, pastikan saat melaksanakan ujian, mental harus benar-benar dalam kondisi yang stabil.

Dengan semua pertimbanga tersebut, berpikir kritis dapat dijadikan sebagai solusi terbaik dalam pemecahan masalah. Kinerja otak yang dimaksimalkan dalam berpikir kritis dinilai dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih mudah dan efektif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun