Mohon tunggu...
Alvin Franata
Alvin Franata Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Sebagai mahasiwa aktif S1-Akuntansi UPNVJ

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Solusi Atasi Masalah Finansial bagi Generasi Sandwich

6 Oktober 2021   09:35 Diperbarui: 7 Oktober 2021   08:35 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasis andwich | Sumber: Shutterstock

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2020, Indonesia mempunyai penduduk sebesar 270,20 juta jiwa dengan 70,72% adalah usia produktif. Dengan usia produktif sebanyak itu, sudah pasti ada yang terjebak dalam generasi sandwich.

Indonesia adalah salah satu negara di dunia dengan nilai kekeluargaan yang tinggi. Sedari kecil, kita dididik bahwa keluarga adalah segalanya. 

Anak harus berbakti kepada orang tua, anak bungsu harus menuruti perkataan kakak-kakaknya, anak sulung harus bantu adik-adiknya, dan sebagainya. Nilai yang tertanam sejak kecil itu, tanpa disadari membuat kita mempunyai suatu tanggung jawab.

Jika sudah berpenghasilan, kita bertanggung jawab membantu generasi di bawah kita. Jika orang tua sudah mulai menua dan tidak berpenghasilan kita diharapkan mulai membalas budi yaitu bertanggung jawab merawat mereka. Nilai ini diturunkan terus menerus hingga menjadi sebuah lingkaran yang tidak ada ujungnya. 

Kita harus selalu membantu dan bertanggung jawab atas generasi baik di atas atau di bawah baik secara finansial dan emosional. 

Keluarga adalah hubungan yang rumit. Hubungan keluarga ini, tidak bisa dihitung dengan materi. Namun, tidak dapat dipungkiri masalah keluarga ini terkadang membebani secara ekonomi dan emosi.

Selain nilai kekeluargaan, penyebab generasi sandwich adalah perencanaan keuangan yang kurang matang. Masalah generasi sandwich sangat erat berkaitan dengan masalah finansial.

Generasi sandwich terjadi karena ketidakmampuan diri untuk mandiri secara finansial, sehingga harus bergantung pada orang lain. Dalam hal ini, orang tua yang bergantung pada anak.

Perencanaan keuangan yang kurang matang dapat disebabkan banyak hal. Salah satunya adalah ketidaktahuan tentang literasi keuangan.

Literasi keuangan misalnya pencatatan uang masuk dan keluar, mengumpulkan dana darurat, investasi sekolah anak, investasi untuk dana pensiun, dan sebagainya. 

Selain itu, banyak orang tua yang memang menganggap anak sebagai investasi. Mengharapkan anak berhasil dan membalas budi orang tua dengan cara mengurus mereka di hari tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun