Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Detik Kematian

8 Juli 2020   12:43 Diperbarui: 8 Juli 2020   20:19 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harta yang melimpah pun tak kuasa membela

Satu per satu tangis menggema dan menghampiri

Terisak perih mengerti kini kau pergi menjauh

Tanpa setia terus berjalan putuskan warisan

Dirimu jadi gurauan tak lagi dihiraukan 

Terbujur lemah tak berdaya menanti eksekusi

Ingin kembali hidup, pintu terkunci mati

Penyesalan terus terdengar diratapi setiap kali

Doa pengharap tercurahkan dari malam dan pagi

Hanya ketaatan serta amal menjadi pembela diri

Kebajikan terbungkus di akhir kehidupan

Detik penantian melewati garis usia insan

Mengetuk kesadaran akan akhir perjalanan

(Ali Kusas)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun