Ragu melangkah menapaki liku-liku kehidupan
Guru tak lagi berdiri di antara senyum sapa
Rupa yang hilang di balik meja dan kursi kelas
Tersekat waktu terhimpit rasa ketakutan
Disisi kerinduan yang semakin terabaikan
Selaksa peristiwa telah membawa keresahan
Tangan dan kaki kaku ketika pintu terketuk
Guru tersenyum sedih saat sapa tak bermakna
Rupa yang hilang terbawa masa derita
Ragu pada kehidupan yang musnahkan kejujuran
Rupa tersembunyi menahan luka di hati
Ragu yang terselimuti kebohongan janji tak pasti
Guru tersadar pendidikan tergerus arus kepalsuan
Sejarah silam seakan dikaburkan perlahan
Mata dan telinga tertutup, mulut pun terbungkam
Tatapan kosong terpancar pada rupa Si Miskin
Menanti janji tak pasti, ragu tirani kekuasaan
Meskipun Sang Guru berdiri bersandar sepi
Melantunkan nilai persatuan dan kesatuan
Dalam bingkai kebhinnekaan juga keteladanan
Ragu Guru rupa...
Perjuangan mereka demi kemerdekaan bangsa
Nyawa juga deraian air mata terbungkus lurus
Pada kafan putih yang menjadi saksi bisu
Membawa bumi pertiwi agar lebih dihargai
Guru ragu rupa...
Siapa menjajah negeri yang katanya demokrasi
Siapa membiarkan kemiskinan terus berkuasa
Siapa yang bermanis wajah hanya sebatas kata
Siapa bersumpah setia tetapi mengingkarinya
Rupa yang jujur dan tegas telah berganti dusta
Guru hanya dibuai keindahan fatamorgana
Ragu membius generasi ini tak lagi bahagia
(Ali Kusas)