Viviane tak pernah bermimpi jadi penulis terkenal. Ia hanya ingin selamat dari dirinya sendiri yang hampir menyerah.
Dan ia selamat bukan karena motivasi dari luar, tapi karena kata-kata dari dalam. Kata-kata yang ditulisnya sendiri, di malam-malam sepi, dengan tangan gemetar dan hati yang jujur.
Diary-nya kini sudah penuh. Tapi ia tak berhenti. Ia beli buku baru. Dan di halaman pertama, ia tulis:
"Untuk diriku yang dulu: terima kasih sudah bertahan.
Untuk diriku sekarang: teruslah menulis meski hanya untuk dirimu sendiri.
Untuk diriku nanti: aku janji, aku tak akan pernah berhenti mendengarmu."
Karena kekuasaan kata yang sesungguhnya bukan di panggung, bukan di media, bukan di bestseller,
tapi di kamar kecil yang sunyi, di meja sederhana, di tangan yang gemetar,
yang berani menulis:
"Aku lelah."
"Aku rindu."
"Aku butuh."
"Aku masih di sini."
Dan itu cukup untuk membuat seseorang bertahan.
Cukup untuk membuat seseorang sembuh.
Cukup untuk membuat seseorang tetap manusia.
Inspirasi dari jutaan jiwa yang menulis diary bukan untuk dibaca dunia
tapi untuk diselamatkan oleh dirinya sendiri.
Karena kadang, satu-satunya yang mau mendengarkan kita...
adalah tinta, kertas, dan keberanian untuk jujur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI