Mohon tunggu...
Alfian Misran
Alfian Misran Mohon Tunggu... Dosen, Akuntan, dan Penulis

Pemerhati Audit, Ekonomi-Bisnis dan Keuangan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Di Balik Tarif dan Taktik: Kisah Indonesia Menjawab Dunia

10 April 2025   14:46 Diperbarui: 15 April 2025   08:22 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Balik Tarif dan Taktik: Kisah Indonesia Menjawab Dunia (Sumber AI)

Awalnya banyak yang bingung, mungkin ada yang nanya, "IoT itu merk mi instan ya?" atau, "Big Data itu saudaranya Big Didi?" Tapi lewat pelatihan, subsidi teknologi, dan pendampingan dari kampus dan swasta, pelan-pelan UMKM kita harus mulai naik kelas dan bukan malah harap-harap cemas.

Kini, bukan cuma korporasi besar, bahkan UMKM dari gang sempit sudah dapat produksi otomatis dan kirim barang ke Dubai dari garasi rumah. Asal pengiriman tetap gratis ongkirnya.

Regulasi Diperbarui, Birokrasi Dirapikan

Transformasi ini bukan cuma terjadi di pabrik yang mulai pakai sensor, atau di UMKM yang udah bisa pasang iklan sampai di Turki. Perubahan juga merambat ke tempat yang selama ini identik dengan map tebal dan mesin antrian yang bunyinya bikin trauma yaitu birokrasi.

Pemerintah lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025, yang dimasukkan ke dalam RPJMN 2025-2029, harus betul-betul menyentuh area paling sensitif yaitu aturan main.

Dan semoga Perpres kali ini bukan cuma pajangan di flyer seminar tapi beneran dijalankan. Apa sih isinya? Mari kita liat dan nanti kita buktikan sama-sama di lapangan: 

Penyederhanaan Perizinan. Dulu urus izin usaha bisa lebih lama dari hubungan tanpa kepastian. Sekarang sudah dipangkas! Dari 12 meja jadi 3 klik (asal sinyal aman dan pejabatnya gak rapat dadakan). Ini seperti upgrade dari birokrasi analog ke swipe kanan digital langsung cocok, langsung nikah izin usahanya.

Digitalisasi Layanan Publik. Dulu surat rekomendasi diketik ulang tiap ganti pejabat. Sekarang sudah pakai sistem digital, bisa dilacak dan dicek tanpa perlu datang pakai baju rapi dan senyum palsu. Akhirnya, layanan publik masuk abad ke-21. Semoga aja bukan cuma ganti dari "form kertas" ke "form PDF tapi tetap disuruh print", kayak E-KTP tapi tetap disuruh fotokopi.

Insentif Fiskal buat Industri Strategis. Dulu dapat insentif ini kayak nyari diskon flash sale susah, terbatas, dan penuh syarat. Sekarang industri yang dianggap penting dikasih karpet merah, lengkap dengan potongan pajak dan pelukan hangat. Yang penting jangan sampai jadi "insentif buat yang hanya punya akses dan orang dalam", tapi juga betul-betul untuk usaha yang baru belajar berdiri.

Kemitraan Publik-Swasta (Yang Bukan Cuma Basa-Basi Forum). Dulu kolaborasi pemerintah dan swasta sering cuma wacana di spanduk acara setelah itu tak ada aksinya. Sekarang harus beneran saling isi dan saling bantu, dari hulu ke hilir. Kampus, pabrik, startup, semua harus duduk bareng. Akhirnya kolaborasi bukan cuma tempat selfie bareng menteri tapi bener-bener jadi tempat bareng mikir, bareng jalan dan selanjutnya ada aksi nyata setelah acara.

Paling Bikin Senyum: Akses Pembiayaan Inovatif. Karena ide besar itu sering kalah bukan karena jelek, tapi karena gak ada duitnya. Maka kini hadir Venture Debt yaitu pinjaman berbasis keberanian, bukan cuma agunan. Cocok buat startup yang lebih punya pitch deck daripada jaminan tanah warisan. Ada Green Finance ini duit buat yang ramah lingkungan. Bukan cuma buat yang jualan kompos, tapi juga inovasi yang tidak bikin bumi nangis. Lalu ada Crowdfunding Komunitas yaitu patungan online untuk ide keren dari siapa saja. Kalau ini  bukan buat beli album boyband, tapi harus bisa buat bangun bengkel pintar di banyak kota dan kabupaten se-Indonesia.

Intinya? Negara harus mulai belajar berlari secepat warganya yang lari nyari diskon di pesta diskon marketplace. Regulasi sekarang bukan lagi tembok tinggi tak terlihat. Ia harus berubah jadi jalan tol digital yang kalau dijaga dan dirawat rutin, bisa bikin UMKM melesat, investor betah, dan birokrat tidur nyenyak karena gak lagi dikejar-kejar surat rekomendasi.

Sektor-Sektor yang Dulu Sibuk Ngantuk, Sekarang Ikut Bangun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun