Dulu takut pajak, sekarang bangga lapor. Dulu denger kata "pajak" langsung mules. Sekarang? Mereka belajar nyusun laporan keuangan digital, ikut pelatihan manajemen usaha, dan bahkan jadi peserta program inkubasi bisnis kampus.Â
Siapa sangka, pelaku UMKM kini bisa bahas "EBITDA" (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) sambil ngaduk es cendol?
Gertakan Bisa Bikin Panik, Tapi Gerakan Bikin Hebat
Mungkin tarif Trump awalnya terasa seperti tamparan. Tapi kalau kita lihat hari ini, justru itu jadi lonceng kebangkitan. Karena apa?
Kalau dunia menggertak, Indonesia gerak. Kalau tarif bikin sesak, kita cari napas di pasar-pasar yang baru. Kalau cara lama gak mempan, kita buka jalan baru dengan teknologi, kolaborasi, dan strategi yang gak cuma disusun di hotel bintang lima, tapi dijalankan sampai ke dapur warung-warung desa.
Sekarang, ekspor kita bukan cuma soal volume, tapi soal nilai tambah. Produksi bukan cuma cepat, tapi juga cerdas. UMKM bukan cuma survive, tapi juga ngasih contoh ke negara lain.
Kita gak tahu apakah tarif Trump itu taktik, panik, atau iseng. Tapi yang jelas, respons Indonesia tidak boleh main-main. Kita ubah ancaman jadi arah baru. Kita ubah kebingungan jadi kebijakan. Dan kita ubah UMKM dari 'anak bawang' jadi anak emas perekonomian nasional.
Karena di dunia yang serba tidak pasti, satu hal yang pasti adalah Indonesia akan terus melaju asal WiFi stabil dan sinyal reformasi gak putus di tengah jalan. (AM)
Catatan:
Tulisan ini adalah narasi segar untuk semangat transformatif Indonesia dalam menghadapi kebijakan global yang mendadak dan seringkali absurd. Untuk pembaca yang mencari inspirasi, humor, dan harapan UMKM kita hari ini adalah jawabannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI