Mohon tunggu...
Arie Lesmana
Arie Lesmana Mohon Tunggu... Novelis - Saya hanya seorang pemuda yang hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang mahasiswa yang selalu meng-upgrade diri dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aldo Faisal Umam: Tembok Rasa

25 Oktober 2021   03:51 Diperbarui: 25 Oktober 2021   14:33 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Aldo Faisal Umam

"Kalo ketemu lagi berarti jodoh," ucap Beni sambil cengengesan. Aku hanya diam tak menanggapi ucapan Beni yang tak masuk akal. Dia berjalan turun dari tribun yang sebelumnya melambaikan tangan padaku, menghampiri teman-temannya yang akan melakukan pemanasan.

Dari sini aku melihat Beni yang memimpin pemasanan, yang setelahnya melakukan teknik teknik dasar basket. Pertandingan selesai dengan score 37 - 25 yang dimenangkan oleh sekolah yang menguasai tribun, sma Pejuang. Pertandingan selanjutnya yaitu sma Beni dengan sma tetangganya. Tim Beni sudah mulai memasuki lapangan dan menempati tempatnya masing-masing di Zone Defense 2-3 yang dimana artinya Tim Beni berada didalam sebagai tim yang bertahan. Posisi play maker bahkan diisi oleh Beni. Aku simpulkan bahwa Beni adalah sang kapten basket.

Aura kepemimpinan Beni begitu menguar. Beni sepertinya benar benar berbakat dalam memimpin. Aku bahkan terkagum ketika dia memasukan bola kedalam ring lawan dengan teknik jump. Pertandingan selama 20 menit sudah berakhir. Kamu pasti tahu siapa yang menjadi pemenang dalam pertandingan basket putra yang terakhir hari ini, yap sma Taruna. Beni benar benar sesuatu.

Wasit yang turun ke lapangan meminta para juri untuk istirahat selama 15 menit. Dan waktu itu aku dan teman-teman yang lain gunakan untuk pemanasan dan latihan sebentar. Pertandingan basket putri, diawali dengan sma ku yang melawan sma lawan yang sudah sering bertemu, sma Generasi. Posisiku dibasket hanya sebagai center, tahu diri saja aku paling pendek ya walaupun ga terlalu pendek banget dengan tinggi 158cm. Karena posisiku ini aku berada didaerah bawah yang bertugas sebagai rebonder.

"Wah kita jodoh." Aku terlonjak kaget ketika Beni berdiri didepanku tiba-tiba, saat aku selesai mengikat tali sepatu yang sempat terlepas.

Beni terkekeh.

"Kenapa yakin banget?" tanyaku iseng.

"Lo percaya?" Bukannya menjawab, Beni malah bertanya balik.

"Percaya sama lo musyrik." Aku mengikat rambutku yang sedikit awut-awutan tanpa menatap Beni.

Mendengar jawabanku, Beni terbahak. Apanya yang lucu?

Lina, teman dekatku dieskul basket, menghampiriku. "Din, ayo buruan mau befering dulu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun