Mohon tunggu...
Arie Lesmana
Arie Lesmana Mohon Tunggu... Novelis - Saya hanya seorang pemuda yang hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang mahasiswa yang selalu meng-upgrade diri dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aldo Faisal Umam: Tembok Rasa

25 Oktober 2021   03:51 Diperbarui: 25 Oktober 2021   14:33 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Aldo Faisal Umam

"Sorry gua alergi minuman kecuali air putih," terang Beni yang setelahnya meminum minuman yang aku beli.

Aku terkejut, bagaimana bisa? Aku bahkan baru mengetahui ada orang yang alergi semua minuman kecuali air putih.

"Sorry gua gatau," ucapku kikuk.

"Santai aja kali lagian gua baru ngasih tau lo. Wajar aja lo gatau." Beni menatapku pengertian.

"BEN, BURUAN MAU BEFERING!" Teriakan cowo yang kukira temannya Beni mengalihkan perhatian Beni dariku. Dia segera membereskan barang barangnya dan memasukannya  kedalam tas. Bahu kanannya ia pakai untuk menanggalkan tasnya dan tangan kanannya  memegang minuman.

"Gua kesana duluan ya."

"Semangat Beni," ucapku menyemangati dia. Wajahnya terlihat sumringah.

"Thank"s," balas Beni sambil mengusap pelan kepalaku. Aku tertegun, jantungku berdegup kencang.

"Jangan lupa nafas." Beni berlalu setelah mengucapkan itu sambil tertawa menertawakan reaksiku yang hanya diam.

Pertandingan granfinal kali ini begitu ramai, supporter dari dua sekolah itu tampak kompak. Bahkan tribun begitu padat dan untungnya aku kebagian tempat ditribun dimana supporter sekolah Beni berada. Permainannya begitu sengit dan tak jarang ada yang bermain kasar. Aku melihat Beni yang kadang melerai teman satu timnya untuk tidak memakai emosi. Tapi sayang, kekelahan harus didapat oleh Tim Beni ketika melakukan freetrowh gagal sekali. Alhasil score berbeda satu point.

Beni menghampiriku setelah dia melakukan penghormatan kepada supporternya karena telah mau berpartisipasi dan meminta maaf karena harus gagal untuk menjadi pemenang pertama. Walau begitu aku masih tetap bangga kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun