Transformasi Siswa: Menanti Bunga Mekar
Meski saat ini kondisi siswa di kelasnya masih stabil, ia percaya bahwa setiap anak menyimpan cerita perubahan. Ada bunga yang mekar cepat, ada yang butuh waktu lebih lama.
Ia percaya, tak ada murid yang benar-benar "malas" atau "nakal". Yang ada adalah murid yang belum menemukan alasan kuat untuk berubah. Maka tugas wali kelas bukanlah menghakimi, tetapi menyalakan percikan kecil agar anak menemukan semangatnya.
"Saya yakin, setiap anak punya potensi perubahan. Tugas kita adalah bersabar menunggu waktunya tiba."
Tantangan & Ujian Emosi: Saat Wibawa Diuji
Tak semua hari manis. Ada hari-hari penuh ujian.
"Saat anak-anak tidak mendengarkan, menjawab dengan nada tinggi, atau menunjukkan wajah perungut ketika dinasihati---itulah saat emosi benar-benar diuji."
Sebagai wali kelas, ia pernah merasa kelelahan menghadapi murid yang keras kepala. Namun, ia memilih untuk tidak menyerah. Baginya, setiap amarah adalah kesempatan melatih kesabaran, setiap benturan adalah ruang untuk berempati.
Ia pun semakin intens berkomunikasi dengan orang tua, menyadari bahwa pendidikan tak bisa berdiri sendiri di sekolah. Hanya dengan sinergi keluarga dan guru, masalah bisa diurai, dan anak bisa kembali ke jalur yang tepat.