msih seperti kemarin
senja ini, aku masih seperti dua hari yang lalu
atau bahkan seperti hari-hari yang lalu selama musim hujan
hanya terduduk di bawah jendela nako rumahÂ
kuhayati setiap rintik yang terjatuh ke bumi
ingin kulangkahkan kaki dan berlari mengejarnya
bermain dan menari di bawah cipratan rintik yang menyebarÂ
hambar...
senyum...
getir...
nanar...
namun sampai kini semua belum ada yang dapat aku lakukan
Aku, masih tetap di siniÂ
terpaku duduk dengan manis dan sinisÂ
inginnya menangis saja, tapi tak mungkin digubris
karena memang aku hanya dapat menatapÂ
memandangi sang hujan dari batas jendela rumah
melayangkan sejuta asa dengan satu permintaan
biarkan aku dapat melangkah mengejar hujan.