Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Inovasi Upcycle Food MBG

1 Oktober 2025   20:09 Diperbarui: 2 Oktober 2025   08:55 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MBG di sekolah antara limbah dan inovasi daur ulang makanan. (Foto: AKBAR PITOPANG)

Upcycle food sendiri adalah konsep mengolah kembali makanan yang masih layak menjadi sajian baru yang bernilai. Konsep ini diakui di dunia kuliner global karena dianggap sebagai solusi ramah lingkungan dan inovatif.

Dalam konteks MBG di sekolah, praktik ini bisa menjadi edukasi nyata bagi siswa yang tidak hanya belajar pentingnya gizi. tetapi juga belajar tentang tanggung jawab lingkungan melalui makanan yang mereka konsumsi setiap hari.

Selain tahu goreng, ada banyak kemungkinan menu lain yang bisa di-upcycle. Misalnya, lauk pauk yang bisa diolah menjadi perkedel atau buah yang bisa diproses menjadi jus segar.

Langkah ini bukan hanya mengurangi limbah tapi juga mengasah kreativitas ibu kantin dan atau pihak sekolah. Dari sisi ekonomi, ini juga menghemat biaya karena bahan makanan yang masih layak tidak terbuang percuma.

Kita tahu, sampah makanan adalah masalah global. Menurut data UNEP (United Nations Environment Programme), sekitar 931 juta ton makanan terbuang setiap tahunnya di seluruh dunia. Berasal dari rumah tangga, restoran, pasar, hingga berbagai institusi.

Hadirnya MBG berpotensi menjadi penyumbang food waste baru jika tidak dikelola dengan benar. Karena itu, langkah inovatif seperti upcycle food bisa menjadi jalan keluar yang relevan.

Namun, tentu saja tidak semua makanan bisa diolah kembali. Ada batasan penting ketika makanan yang sudah disentuh, digigit, atau tercampur dengan makanan lain tidak lagi layak diolah. Prinsip utama tetap harus menjunjung tinggi kesehatan dan kebersihan.

Di titik ini, edukasi kepada siswa memang sangat penting dibiasakan untuk menghargai makanan dengan cara menghabiskannya. atau setidaknya mencoba makanan baru sebelum menolak mentah-mentah.

Disamping itu, misalnya guru agama juga bisa menjadikan momen MBG untuk menyisipkan pendidikan karakter tentang pentingnya bersyukur atas rezeki makan. atau melalui guru IPA tentang dampak limbah terhadap lingkungan.

Kini saatnya Indonesia bisa belajar dari praktik baik ini. MBG bukan hanya tentang memberi makan gratis. tetapi juga kesempatan emas untuk membangun budaya makan yang sehat, disiplin, dan bertanggung jawab.

Selain upcycle food, tentu saja sekolah juga bisa menjajaki opsi pengolahan limbah menjadi kompos. Sisa makanan yang tidak bisa diolah kembali bisa dikumpulkan dan difermentasi menjadi pupuk organik. Dengan begitu, food waste tetap memiliki nilai tambah sehingga ada manfaat berkelanjutan dari sisa MBG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun