OLEH: Khoeri Abdul MuidProgram Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah bukan sekadar kebijakan pemenuhan gizi, melainkan momentum strat
Mbote, adalah salah satu sumber pangan lokal yang bergizi dan mudah untuk disajikan, jadi cocok untuk menu makanan bergizi gratis.
Gengsi atau Tepat Sasaran? Kenapa sekolah elit tolak MBG & minta dialihkan. Ini hitungan cerdas demi gizi anak Indonesia!
Pangan lokal jadi menu MBG tentu sangat bisa. Selain menggunakan beras lokal yang tentunya sudah akrab di lidah anak-anak, karena disajikan di rumah
Ilustrasi Nasi Singkong dan Ikan dari Gemini AIAda suatu hal yang senantiasa melekat dalam ingatan saya ketika menyebut Ende: aroma ikan bakar di tepi
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah pada dasarnya lahir dari semangat mulia: memastikan anak-anak Indonesia memperoleh asupa
MBG bisa jadi lebih dari sekadar program gizi: sehatkan anak, gerakkan ekonomi lokal, dan lestarikan pangan nusantara lewat dapur sekolah
Pangan lokal sesuai selera daerah bikin MBG lebih diterima, kurangi food waste, dan ajarkan anak mencintai makanan khas nusantara.
Moratorium MBG akan memberi jeda: energi bisa dialihkan ke reformasi sistemik, bukan sekadar respons darurat berulang-ulang.
Kreativitas dalam kisah tahu goreng yang diubah menjadi tahu kuah pedas manis hanyalah secuil cerita tetapi cukup memberi inspirasi
Kompasianer punya usulan makanan lokal yang bisa disajikan di dalam menu MBG?