Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sudahkah Guru (Muda) Melek Persiapan Dana Pensiun?

22 Mei 2025   12:59 Diperbarui: 22 Mei 2025   19:24 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pensiun gak harus kaya, asal terencana sejak dini! (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Dalam hidup ini, ada satu momen yang pasti akan datang bagi siapa pun yang bekerja yakni pensiun. Mau profesinya karyawan swasta, ASN, wirausaha, bahkan guru sekalipun. Pada akhirnya akan tiba masa di mana kita berhenti atau dinonaktifkan (PHK) dari dunia kerja.

Tapi anehnya, meski semua orang tahu bahwa pensiun itu pasti tapi banyak yang justru tidak siap. Entah karena terlalu sibuk mengejar target harian atau memang belum menyadari bahwa usia produktif (khususnya di Indonesia) ada batasnya.

Yang menarik, setiap kali bicara soal pensiun topik yang paling sering diangkat adalah persiapan dana. Bukan tanpa alasan. Saat pensiun itu penghasilan aktif berhenti tapi pengeluaran jalan terus.

Mulai dari kebutuhan harian, biaya kesehatan, sampai keinginan menikmati hidup di masa tua ---semuanya butuh dana. Dan kalau tidak disiapkan dari sekarang maka bisa jadi masa pensiun bukanlah masa tenang. tapi malah masa penuh kecemasan.

Nah, disinilah letak pentingnya literasi keuangan. Terutama bagi kita para pekerja yang belum tentu dapat jaminan pensiun, seperti para guru honorer, guru PPPK, atau bahkan guru swasta.

Banyak yang berpikir, "ah pensiun masih lama, santai aja dulu".
Tapi faktanya, persiapan pensiun itu seperti menanam pohon. harus dimulai dari benih, disiram, dirawat... baru bisa dipetik hasilnya nanti.

Sebaliknya kalau dibiarkan, kita seperti orang yang ingin panen tapi tidak pernah menanam. Hasilnya? Ya tentu nihil.

Maka dari itu, sudah saatnya kita ubah mindset. Pensiun bukan akhir dari segalanya tapi awal dari babak baru ---babak di mana kita bisa lebih fokus pada ibadah, kontribusi sosial, dan menikmati hidup dengan cara yang lebih damai.

Tapi ingat, semua itu hanya bisa dinikmati kalau kita sudah tenang dari sisi finansial. Dan ini berlaku untuk semua profesi, termasuk guru.

Gaji guru memang mini tapi mimpi pensiun bahagia harus tetap maxi.(dari materi workshop yang diikuti Akbar Pitopang)
Gaji guru memang mini tapi mimpi pensiun bahagia harus tetap maxi.(dari materi workshop yang diikuti Akbar Pitopang)

Apa Perencanaan Guru untuk Pensiun?

Eits, jangan salah sangka dulu. Guru itu profesi yang luar biasa mulia tapi juga punya tantangan finansial tersendiri. Apalagi kalau kita bicara soal guru honorer.

Banyak guru honorer yang bekerja dengan gaji minim. Kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok. apalagi untuk disisihkan dan siapkan dana pensiun.

Tapi justru karena tantangannya besar maka perencanaan keuangan harus dimulai lebih awal. Financial planning itu bukan soal seberapa besar penghasilan kita tapi seberapa bijak kita mengelolanya.

Saat ini, peluang menjadi guru ASN makin terbuka lewat jalur PPPK atau CPNS. Dan ketika sudah berada di jalur itu maka saatnya mulai berpikir jauh ke depan.

"Tapi kan kalau sudah jadi PNS, sudah ada potongan pensiun?" Ya, benar.
Tapi jangan salah. Dana pensiun dari negara itu bisa jadi tidak cukup untuk menopang gaya hidup di masa tua.

Jangan sampai kita bergantung sepenuhnya pada dana pensiun pasif. Justru, menyiapkan dana pensiun secara mandiri adalah bentuk kemandirian finansial dan tanggung jawab terhadap masa depan diri sendiri.

Lalu, bagaimana dengan guru PPPK yang tidak mendapatkan dana pensiun dari negara?

Inilah momen refleksi penting. Kalau guru PPPK tidak mulai menyisihkan dana dari sekarang maka bisa jadi masa pensiun nanti akan terasa berat. Tidak ada jaminan pensiun sama sekali jika tidak dipersiapkan secara pribadi. 

Nah, sekarang saat yang tepat untuk mengenal apa itu dana pensiun mandiri. Mulai dari asuransi jiwa hingga investasi jangka panjang seperti emas dan properti.

Prinsipnya satu yakni uang harus bekerja untuk kita. Bukan sebaliknya. Jangan biarkan diri kita kerja terus-terusan sampai tua hanya karena tidak pernah menyiapkan bekal pensiun.

Wahai Bapak Ibu guru, biar masa tua gak sengsara, siapkan dana sejak muda. (Koleksi AKBAR PITOPANG)
Wahai Bapak Ibu guru, biar masa tua gak sengsara, siapkan dana sejak muda. (Koleksi AKBAR PITOPANG)

Perlukah Guru Muda Mulai Menyiapkan Dana Pensiun?

Apalagi saat ini banyak guru muda atau guru gen Z yang sudah berhasil lolos PPPK. Semangatnya tinggi dan energinya masih full maka ini waktu terbaik untuk mulai berinvestasi untuk masa depan.

Guru muda ini justru punya keunggulan dari sisi usia dan literasi digital. Tinggal upgrade wawasan mengenai literasi finansial maka kombinasi ini akan jadi senjata ampuh untuk menyiapkan pensiun dengan strategi yang cerdas.

Di era sekarang, informasi finansial tersedia di mana-mana. Tinggal mau atau tidak belajar. Banyak aplikasi investasi yang aman dan diawasi OJK yang bisa dimanfaatkan sejak dini.

Atau setidaknya menabung sedikit demi sedikit untuk dibelikan emas, properti, tanah, sawah, maupun aset lainnya yang harganya bisa terus naik setiap tahunnya.

Jangan tunggu usia kepala empat baru sadar pentingnya dana pensiun. Mulailah meski masih kepala dua. Karena waktu adalah kunci utama dalam membangun dana pensiun yang ideal.

Tidak perlu langsung besar. Mulailah dari nominal kecil tapi konsisten. Karena dalam persiapan dana pensiun itu yang paling penting bukan besar kecilnya dana. tapi konsistensi dan disiplin.

Setiap bulan sisihkan gaji. Anggap saja seperti "gaji untuk masa depan". Kita kerja keras hari ini agar nanti kita bisa istirahat dengan tenang.

Karena percayalah, akan datang masa di mana tubuh tak lagi sekuat dulu. dan pikiran ingin lebih fokus pada ibadah dan kegiatan sosial.

Pensiun gak harus kaya, asal terencana sejak dini! (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)
Pensiun gak harus kaya, asal terencana sejak dini! (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Apakah Guru Bisa Hidup Tenang Saat Pensiun?

Masa pensiun adalah waktu terbaik untuk mengejar hal-hal yang mungkin tertunda karena kesibukan kerja.

Tapi semua itu akan sulit kalau keuangan tidak siap. Jangan sampai masa pensiun malah sibuk memikirkan cicilan, kebutuhan harian, atau malah jadi beban bagi anak-anak.

Pensiun itu bukan untuk ditakuti tapi untuk disambut dengan strategi. Maka penting bagi institusi pendidikan, dinas, maupun organisasi profesi guru untuk terus memasukkan literasi dana pensiun sebagai bagian dari pengembangan diri guru.

Mengajari murid tentang masa depan memang penting tapi jangan sampai guru lupa mempersiapkan masa depan diri sendiri.

Kita guru, kita pendidik. Sudah seharusnya jadi contoh tentang bagaimana mengelola hidup dengan bijak termasuk dalam hal keuangan.

Jangan malu untuk belajar soal investasi, dana pensiun, dan perencanaan finansial. Ilmu ini bukan hanya milik para pebisnis atau orang ekonomi.

Guru juga harus cakap secara finansial. Karena masa depan atau masa pensiun tidak akan menunggu siapapun yang tidak siap.

Bayangkan saat pensiun guru tetap bisa lebih aktif di kegiatan sosial, berada di majelis ilmu, bahkan jadi relawan pendidikan. semua itu bisa kita lakukan kalau kita tidak pusing soal uang saat sudah benar-benar pensiun.

Kebebasan finansial (financial freedom) bukan mimpi. tapi hasil dari perencanaan yang matang dan dimulai dari sekarang.

Kita perlu belajar dari para guru senior yang sudah pensiun. Lihat bagaimana perbedaan antara yang mempersiapkan dengan yang tidak.

Ada yang pensiun dengan damai, hidup tenang, bahkan bisa traveling dan tetap produktif. Tapi ada juga yang harus kerja lagi di usia tua karena tidak ada bekal finansial.

Pilihan Ada di Tangan Kita, Mau yang Mana?

Jangan biarkan gaji habis hanya untuk kebutuhan bulanan. Sisihkan sebagian untuk tabungan pensiun, investasi, dan dana darurat.

Kalau perlu buat pos keuangan khusus misalnya "Pensiun 2040". Maka ini akan jadi reminder bahwa kita punya tujuan jangka panjang.

Ajak pasangan atau keluarga untuk berdiskusi soal ini. Karena rencana pensiun yang ideal juga harus selaras dengan kebutuhan keluarga.

Kalau sekarang masih guru honorer maka jangan putus semangat. Tetap menabung sesuai kemampuan. Begitu naik status jadi PPPK atau PNS maka langsung naikkan level perencanaan keuangan.

Gunakan THR, sertifikasi atau uang tambahan penghasilan lainnya untuk investasi. Jangan hanya untuk belanja impulsif atau gaya hidup.

Mari jadi guru yang cerdas bukan hanya di kelas tapi juga di bidang finansial. Karena guru juga manusia yang punya masa tua dan impian bahagia.

Jangan tunggu nanti. Mulailah hari ini. Bahkan keputusan kecil hari ini bisa berdampak besar di masa depan.

Karena di akhir karir nanti kita ingin mengatakan, "aku sudah menyiapkan semua ini dengan tenang. Sekarang waktunya menikmati dan memberi tanpa khawatir".

Pensiun itu pasti, panik itu pilihan. Tapi dengan persiapan yang matang, insya Allah masa pensiun bisa jadi masa paling membahagiakan dalam hidup. Siap?

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== AKBAR PITOPANG ==

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun