Dan bentuk syukur yang sejati bukan hanya ucapan "Alhamdulillah" tapi tindakan nyata menjaga kebersihan lingkungan tersebut.
Pariwisata yang ramah lingkungan harus dimulai dari kesadaran diri, kolektif , serta bukan sekadar regulasi pemerintah.
Jika setiap individu sadar bahwa setiap bungkus makanan yang ia buang sembarangan berpotensi mencemari sungai danau dan merusak ekosistem, maka ia akan berpikir dua kali.
Penting untuk membangun literasi ekowisata. Literasi yang membuat kita memahami dampak perilaku terhadap keberlanjutan lingkungan.
Tempat wisata dadakan yang muncul saat lebaran adalah anugerah dan keunikan tersendiri. Tapi anugerah itu bisa berubah menjadi bencana jika tidak dikelola dengan bijak.
Kita sering menuntut pemerintah bekerja lebih keras padahal kontribusi terbesar adalah dari diri kita sendiri.
Libur lebaran seharusnya menjadi refleksi dan bukan hanya relaksasi. Saatnya membawa semangat Ramadhan dalam menjaga lingkungan.
Liburan boleh, tapi tanggung jawab sosial jangan cuti. Alam pun butuh dijaga, bukan sekedar dieksploitasi.
Jika kita ingin anak cucu kita menikmati tempat wisata yang sama indahnya maka warisan terbaik yang bisa kita tinggalkan adalah kesadaran untuk menjaga kebersihan.