Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wisata Dadakan dengan Sampah Berserakan Setiap Libur Lebaran

5 April 2025   13:07 Diperbarui: 6 April 2025   09:04 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taplau (Tapi Lauik) Pantai Padang yang kerap dipenuhi sampah. (Foto AKBAR PITOPANG)

Ada yang dengan santainya meninggalkan bekas makanan begitu saja di dekat tempat mereka duduk. seolah alam adalah tong sampah raksasa.

Perilaku seperti ini mencerminkan kurangnya pendidikan karakter yang menekankan tanggung jawab sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Padahal Ramadhan sejatinya telah melatih kita untuk disiplin, menjaga diri dari hal-hal buruk, dan meningkatkan empati terhadap sesama, termasuk empati terhadap alam.

Maka ketika libur lebaran tiba, seharusnya semangat Ramadhan masih terjaga. Etika dan akhlak tak lantas menguap hanya karena euforia liburan.

Wisata bukan hanya soal menikmati, tetapi juga menjaga. Bukan hanya tentang berfoto keren tetapi juga memastikan tempat itu tetap indah.

Gunungan sampah di lokasi wisata populer. Sungguh pemandangan luar biasa yang memalukan. (Foto AKBAR PITOPANG)
Gunungan sampah di lokasi wisata populer. Sungguh pemandangan luar biasa yang memalukan. (Foto AKBAR PITOPANG)

Sudah saatnya kita melihat tempat wisata sebagai amanah yang bukan sebagai sarana pelarian (healing) tanpa tanggung jawab.

Pemerintah tentu memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem wisata yang sehat. salah satunya dengan memastikan ketersediaan tempat sampah yang memadai.

Tempat sampah seharusnya menjadi fasilitas utama, bukan pelengkap. Keberadaannya harus terlihat, mudah dijangkau, dan cukup banyak.

Tapi di luar itu, peran pengunjung jauh lebih krusial. Kesadaran pribadi adalah kunci kebersihan yang berkelanjutan.

Kampanye kebersihan tidak bisa hanya mengandalkan spanduk usang dan papan peringatan yang lusuh. Diperlukan pendekatan yang lebih strategis dan humanis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun