Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukber Bermakna untuk Karakter Bangsa

16 Maret 2025   00:37 Diperbarui: 16 Maret 2025   00:37 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan sampai bukber jadi ajang toxic. Menjadikan bukber lebih bermakna silaturahmi tanpa beban tanpa drama.(Shutterstock/Doni Ismanto via Kompas.com)

Bulan Ramadan selalu membawa nuansa yang berbeda dan memang selalu spesial bagi   kita. Tidak hanya sebagai bulan penuh ibadah tetapi juga momen yang mempererat silaturahmi. Salah satu tradisi yang begitu lekat dalam masyarakat adalah acara berbuka puasa bersama atau yang lebih akrab disebut bukber. 

Ajang ini menjadi kesempatan bagi banyak orang untuk kembali bertemu, bernostalgia, dan melepas rindu setelah lama tidak berjumpa. Dari bukber alumni, bukber teman kerja, hingga bukber komunitas, semua memiliki tujuan yang sama yaitu mempererat kebersamaan.

Namun, tidak jarang acara bukber yang seharusnya menyenangkan malah berujung kurang nyaman. Ada yang merasa canggung, ada yang diam-diam membandingkan diri dengan orang lain, dan ada pula yang merasa acara tersebut hanya ajang pamer. 

Padahal esensi bukber seharusnya jauh dari itu semua. Bukber adalah soal kebersamaan dan bukan ajang kompetisi "pansos".

Untuk memastikan acara bukber tetap menjadi momen yang bermakna memang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Jangan sampai niat baik untuk bersilaturahmi justru berubah menjadi beban mental atau bahkan menciptakan jarak di antara kita. 

Bukber yang ideal adalah yang menghadirkan suasana hangat, penuh kebersamaan, dan bebas dari perasaan terintimidasi atas merasa insecure.

Agar bukber tetap sesuai dengan esensinya maka bagi setiap pribadi harus memiliki kesadaran diri dan sikap yang tepat. Bukan tentang di mana kita bekerja sekarang, seberapa sukses kita dibandingkan teman lama, atau seberapa menarik penampilan kita saat itu. 

Bukber yang sejati adalah tentang momen kebersamaan yang penuh makna. Lalu, bagaimana agar acara bukber tetap berkesan tanpa kehilangan makna? 

Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan diantaranya sebagai berikut.

1. Hindari Flexing

Kita tentu pernah mendengar istilah flexing yakni kebiasaan memamerkan pencapaian, kehebatan, atau status sosial demi mendapat pengakuan dari orang lain. Dalam acara bukber, perilaku ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari obrolan tentang pencapaian pribadi hingga pamer gaya hidup atau barang-barang premium. 

Sayangnya, flexing justru dapat menciptakan jurang sosial dan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Karena seharusnya bukber menjadi tempat dimana kita bisa berbagi cerita tanpa ada perasaan tersaingi. 

Jika setiap pertemuan hanya diisi dengan cerita soal mobil baru, promosi jabatan, atau kesuksesan bisnis, maka acara tersebut kehilangan esensi kebersamaannya. Bukannya semakin akrab, pertemuan justru terasa seperti asing.

Kunci untuk menghindari flexing adalah memahami bahwa silaturahmi tidak membutuhkan pembuktian. Momen bukber dan atau kumpul-kumpul seharusnya lebih banyak diisi dengan mengenang masa lalu, bertukar kabar, atau bahkan membahas topik-topik ringan yang membuat semua orang merasa nyaman.

Selain itu, kita juga perlu sadar bahwa kehidupan tidak selalu berjalan gitu-gitu aja. Tidak semua orang berada dalam fase hidup yang sama. Seperti roda yang terus berputar.

Beberapa mungkin sedang mengalami kesulitan, sedang mencari pekerjaan, atau menghadapi tantangan lainnya. Oleh karena itu, bukber seharusnya menjadi tempat berbagi energi positif bukan ajang membandingkan kehidupan.

Jika memang ada pencapaian yang ingin dibagikan sebaiknya dilakukan dengan cara yang lebih natural dan tidak terkesan menyombongkan diri. Berbagi inspirasi itu baik tetapi membanggakan diri secara berlebihan justru bisa menjadi bumerang bagi suasana kebersamaan.

2. Jangan Haus Validasi

Selain flexing, kebiasaan lain yang perlu dihindari dalam acara bukber adalah haus validasi. Every story matters, yup, kita semua punya cerita hidup masing-masing tetapi tidak berarti setiap cerita harus menjadi alat untuk mendapatkan pengakuan. 

Terkadang, tanpa sadar kita menceritakan kehidupan kita dengan harapan orang lain mengagumi atau bahkan supaya mereka iri.

Bukber bukanlah tempat untuk membuktikan siapa yang lebih sukses atau siapa yang lebih menarik perhatian. Berbagi cerita tentu tidak salah. tetapi jika dilakukan dengan niat mendapatkan validasi maka itu bisa merusak suasana kebersamaan. 

Bukber seharusnya menjadi tempat yang bebas dari tekanan sosial. dimana setiap orang bisa menjadi diri sendiri tanpa merasa harus membuktikan apa pun.

Salah satu cara untuk menghindari sikap haus validasi adalah dengan mengubah perspektif. Alih-alih fokus pada bagaimana orang lain melihat kita. cobalah untuk lebih banyak mendengarkan. 

Setiap orang punya cerita hidupnya sendiri. dan sering kali, mendengar pengalaman orang lain jauh lebih berguna daripada sekadar berbicara tentang diri sendiri.

Jika kita terlalu sibuk mencari pengakuan tentu kita justru kehilangan kesempatan untuk benar-benar menikmati momen bersama teman-teman lama.

Sebagai gantinya, cobalah untuk lebih menikmati kebersamaan tanpa perlu merasa harus menjadi pusat perhatian. Biarkan percakapan mengalir secara alami tanpa tekanan atau ekspektasi tertentu.

3. Tetap Menjunjung Toleransi

Satu hal yang tak kalah penting dalam bukber adalah menjunjung tinggi rasa toleransi. Dalam kelompok pertemanan sudah jelas bahwa ada berbagai latar belakang, status sosial, dan perjalanan hidup yang berbeda. Maka bukber harus menjadi tempat dimana semua orang merasa diterima dan bukan malah merasa dikucilkan.

Terkadang kita menilai seseorang dari penampilannya. Ada yang mungkin mengenakan outfit sederhana. sementara yang lain berpenampilan lebih mewah. Ada yang memiliki pekerjaan dengan gaji tinggi. serta ada pula yang masih berjuang meraih mimpinya. 

Semua perbedaan ini seharusnya tidak menjadi penghalang untuk tetap merasa nyaman dalam kebersamaan. Toleransi dalam bukber juga berarti memahami bahwa tidak semua orang bisa berbicara atau bersosialisasi dengan cara yang sama. 

Ada yang lebih pendiam dan ada yang lebih ekspresif. Jangan sampai ada pihak yang merasa tersisihkan hanya karena mereka tidak banyak berbicara atau tidak terlalu menonjol.

Untuk menjunjung toleransi hendaklah kita bisa mulai dengan bersikap terbuka dan tidak gampang menjustifikasi. Cobalah untuk menyapa semua orang. Siapapun itu dan tidak hanya mereka yang paling dekat dengan kita. Sebuah senyuman dan sapaan kecil bisa membuat seseorang merasa lebih dihargai.

Juga, ciptakan suasana yang inklusif dimana semua orang merasa nyaman berbagi atau sharing. Hindari percakapan yang cenderung eksklusif atau terlalu spesifik sehingga hanya sebagian orang yang bisa ikut serta. pilih topik yang lebih universal agar semua orang bisa berpartisipasi atau berinteraksi.

Bukber yang Bermakna itu Menyatukan

Bukber yang bermakna adalah bukber yang membawa kita lebih dekat dan bukan yang menciptakan jarak. Ini bukan tentang sudah di posisi mana kita berada dalam hidup ini. tetapi tentang bagaimana kita bisa tetap terhubung meskipun telah lama berpisah.

Bukber yang baik adalah bukber yang penuh kehangatan. dimana semua orang merasa dihargai dan diterima apa adanya. Supaya menciptakan momen yang akan dikenang dengan baik di kemudian hari.

Jadi, saat menerima undangan bukber maka datanglah dengan hati yang lapang. Tinggalkan ego, kesombongan, dan ekspektasi berlebih. 

Nikmati momen yang ada. karena kebersamaan adalah hal yang lebih berharga daripada sekadar pamer atau mencari pengakuan. 

Sebab, pada akhirnya silaturahmi ala bukber adalah tentang saling menerima, menyatukan kembali, tanpa membeda-bedakan.

Semoga ini bermanfaat..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Fauzan ==

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun